Â
Semenjak Covid-19 menjadi pandemi dunia, tatanan kehidupan masyarakat telah berubah. Kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan kini pun ikut menjadi dampaknya. Bekerja dan belajar dari rumah menjadi suatu keharusan yang telah ditetapkan pemerintah demi keselamatan dan keamanan bersama.
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta Indonesia ikut berperan serta dalam menghadapi Covid-19 melalui program Pengabdian Masyarakat, dengan tujuan menciptakan kampung tangguh di masa pandemi ini. Pengabdian masyarakat tersebut dilakukan secara during di wilayah masing-masing mahasiswa dan dibagi dalam beberapa aspek tema, antara lain: aspek tangguh ekonomi, aspek tangguh teknologi, aspek tangguh sosial dan budaya serta aspek tangguh psikologi.
Esti Mayla Utarti NPM 1211700184, salah satu mahasiswi fakultas ekonomi dan bisnis, prodi manajemen UNTAG Surabaya yang dibimbimg oleh Drs. Ec. Mohammad Suyanto, MM selaku dosen pembimbing lapangan (DPL) , berpartisipasi dalam program Pengadian Masyarakat dengan judul "Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Program KKN Kampung Tangguh Dalam Menghadapi Covid-19 di Desa Dawuhan, Kec. Jatikalen, Kab Nganjuk". Melalui dua tema yaitu "aspek tangguh sosial budaya" dan "aspek tangguh ekonomi", kegiatan KKN berbasis online ini memiliki 3 program kerja yang dilakukan terhitung mulai tanggal 11 Agustus sampai 31 Agustus 2020.
Program pertama adalah "Pemberdayaan warga RT 12 RW 03 Desa Dawuhan dalam pelatihan pembuatan APD (masker)". APD (masker) dibuat sendiri oleh salah satu warga setempat. Â Kemudian dibeli kembali dan dibagikan kepada masyarakat setempat. Dalam pelatihan ini juga mengajarkan kepada ibu ismiati (selaku penjahit yang mengikuti program pelatihan pembuatan APBD (Masker)) cara menghitung harga pokok penjualan untuk menetukan harga jual. Program kerja ini termasuk dalam aspek tangguh ekonomi.
Program kedua adalah "Pembagian masker dan hand sanitizer". Masker dan hand sanitizer akan dibagikan dari rumah ke rumah warga. Selain itu, dalam program kerja ini lebih mengutamakan untuk membagikan kepada anak-anak setempat. Pasalnya, menurut survei lapangan, anak-anak cenderung lebih abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Anak-anak juga cenderung lebih aktif dalam beraktivitas dibandingkan orang dewesa.
Terkahir, program ketiga adalah "Pembuatan tempat cuci tangan sederhana." Program kerja ini mengajarkan cara pembuatan alat cuci tangan sederhana pada warga dan hasilnya diperbantukan pada masyarakat untuk beberapa titik.
"Dengan adanya pandemi Covid-19 seperti ini, masyarakat harus patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah mengingat angka pasien yang terus bertambah. Selain itu, masyarakat juga harus cepat beradaptasi dengan perubahan ekonomi yang baru, agar tidak tertinggal jauh." Ujar Esti.
#KitaUntagSurabaya
#UntukIndonesia
#UntagSurabayaKeren
#KampusKompeten
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H