Mohon tunggu...
Esty Fitriningsih
Esty Fitriningsih Mohon Tunggu... karyawan swasta -

coffeelovers, chocoholic, ice cream addict *_*\r\n

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jika masih mampu, lakukan yang terbaik

7 Agustus 2015   17:38 Diperbarui: 7 Agustus 2015   17:38 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi adikku mau KKN. Ga kerasa, ternyata adik lelakiku udah semester 6. Cepet banget waktu berjalan. Rasanya baru kemarin ngeliat dia pake seragam merah putih, foto pake seragam pramuka dengan sepatu kebesaran. Sekarang adikku sudah tumbuh jadi laki-laki yang menurut teman-temanku ganteng. :"-)

Aku bukan ingin cerita soal bagaimana adikku. Tapi soal keberangkatan dia KKN nanti. Adikku kuliah di Jogja, alhamdulillah di salah satu PTN favorit di Indonesia. dari dulu PTN ini terkenal dengan lokasi KKN yang lintas pulau. Begitu juga dengan adikku. Dia mendapat tempat KKN di Pulau Obi, Kepulauan Halmahera, Maluku. Dengan total perjalanan sekitar 4 jam udara, 9 jam perjalanan laut dari Ternate.

Was-was?sudah pasti. Apalagi orangtua, terutama ibu. Meskipun saat ini sudah jauh lebih tenang (karena menurutku, adikku jauh lebih beruntung daripada yang ditempatkan di papua).

Kegalauan dimulai saat memilih transportasi yang mau dipakai. Pilihannya hanya ada 2, pesawat atau kapal laut. Opsi kapal laut muncul dari teman-teman yang mau kkn bareng adikku. Karena bingung, ibuku pun minta pendapatku. Tentu saja, aku memilih pesawat. Jika disetujui teman-temannya, aku minta maskapai terbaik yang dipilih. 
Kenapa memilih maskapai itu?padahal kami bukan orang kaya dan biaya perjalanan memang cukup menguras kantong. Ya karena maskapai tersebut memberikan jaminan lebih dari yang lainnya. Mulai dari kenyamanan, keamanan, dan keselamatan.

"Lah, kenapa harus buang-buang uang?kalau udah waktunya meninggal ya meninggal". Aku ga menampik hal tersebut. Memang benar,kalau udah waktunya ya ga ada yang bisa menghindar. Kalau udah bicara takdir, semua pembicaraan berakhir donk. Alias titik, udah ga bisa diperdebatkan.

Tapi,bukankah sebagai manusia kita wajib mengusahakan yang terbaik jika mampu?nah, itu juga yang kami lakukan. Kami berusaha melakukan dan memilih yang terbaik sesuai kemampuan kami demi keselamatan si ade. Apapun yang nanti terjadi, itu sudah bagian dari ketetapan yang di atas. Yang penting kami sudah melakukan yang terbaik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun