Mohon tunggu...
Estiandi Siswo Widodo
Estiandi Siswo Widodo Mohon Tunggu... Guru - Guru

Salam pendidikan! Menjadi seorang pendidik atau guru merupakan salah satu profesi yang mulia. Guru diberikan tanggungjawab yang cukup besar untuk membentuk pondasi seorang anak. Saya bersyukur menjadi salah satu bagian dari seluruh guru yang ada di Indonesia. Saat ini saya menjadi guru di sebuah sekolah perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kalimantan Tangah. Kultur dan budaya masyarakat di sini sangat beragam karena banyak masyarakat pendatang dari seluruh pelosok negeri. Asal saya dari Jawa Tengah, tepatnya Kota Semarang. Hal terpenting yang saya lakukan ketika menjadi guru di sini adalah cepat beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Kesukaan saya terhadap seni, sastra, dan pendidikan menjadi alasan saya untuk mulai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lamunan Sebuah Kerinduan

14 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 14 Agustus 2022   10:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lamunan Sebuah Kerinduan
Karya Estiandi

Detik itu, kuingat masa yang banyak cerita
Perlahan namun pasti, ku melihat setitik cahaya
Terasa erat dekapannya ditubuh mungil ini
Menyiratkan rasa syukur kepada-Nya

Awal ku pijak tanah yang penuh kerikil dan batu
Kulihat matanya penuh arti ingin berbicara
Kulit sudah mulai gosong karena teriknya sang surya
Rambut putih pun ikut menemani kemanapun kaki berjalan

Sebuah pesan yang kuingat hingga kini
Cepat pulang ya, ucapnya lirih dan penuh makna
Aku akan cepat kembali kepadamu, Ibu
Lambaian tangannya, seketika membuat tubuh ini tak berdaya

Lima tahun telah berlalu
Kita benar-benar terpisahkan oleh luasnya dunia
Masih kulihat senyum indahnya, rambut ubannya, kulit keriputnya
Kedua tanganku ingin sekali mendekapnya

Aku sudah merasakan rindu
Memandangi langit yang sama pun, tetap terasa jauh
Kutunjuk bintang jatuh yang kau lihat dan berdoa
Sepuluh meter di depan hanya ingin melihatmu, ibu

Seketika aku teringat pesan lima tahun yang lalu
Aku ingin pulang, aku ingin cepat pulang
Jika aku bisa bertemu dengan Tuhan, ku ingin sampaikan
Bahwa hidup ini adalah secangkir kopi, yang tak pernah aku minta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun