Mohon tunggu...
Esti....
Esti.... Mohon Tunggu... Akuntan - Sedang Berbenah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yuk Melangkah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Solusi Mitigasi Bencana Banjir Nganjuk

11 Desember 2021   15:23 Diperbarui: 11 Desember 2021   15:27 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : https://nadinganjuk.com/

Bencana banjir kembali terjadi sejumlah wilayah. Dua desa di Kabupaten Nganjuk direndam banjir setelah diguyur hujan deras. Dua desa itu adalah Desa Mojoagung dan Desa Bandung, di Kecamatan Prambon. Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan, terjadinya banjir yang menggenangi dua desa tersebut selain disebabkan oleh tumpukan sampah bambu yang menyebabkan penyempitan sungai hingga air meluber sampai tanggul jebol, juga disebabkan volume air cukup deras yang berlebihan.

Hal itu diduga sebagai dampak dari pembangunan Bandara Kediri di Kabupaten Kediri. "Makanya, kami akan berkoordinasi dengan Bupati Kediri terkait dampak dari pembangunan Bandara Kediri, terutama terkait air banjir setelah tidak ada resapan air karena dibangun bandara itu," kata Marhaen Djumadi.(tribunnews.com, 09/12/2021). Banjir di Prambon ini setidaknya merendam rumah 450 kepala keluarga.

Dapat disimpulkan bencana banjir di dua wilayah diatas disebabkan oleh penyesuaian infrastruktur penampung air yang tidak berbanding lurus dengan laju pembangunan. 

Memang intensitas hujan yang deras bisa berpotensi banjir, namun daya dukung lingkungan yang tidak baik seperti pembangunan atau pembukaan lahan yang eksploitatif akan menambah potensi itu semakin besar. Terlebih jika kebijakan-kebijakan negara justru memfasilitasi tindakan eksploitatif tersebut.

Melihat banyaknya warga yang terdampak banjir maka perlu dirumuskan solusi untuk mitigasi. Kita perlu melihat dari sudut pandang berbeda guna menangani bencana berulang ini. Sudut pandang yang akan dibahas adalah sudut pandang mitigasi dalam Islam. 

Dalam Islam nyawa manusia adalah prioritas utama, oleh karenanya dalam Islam tidak akan berpikir berulang kali untuk merealisasikan tindakan-tindakan teknis mitigasi bencana.

Dalam Islam untuk mencegah terjadinya banjir maka pengambil kebijakan akan melihat penyebab banjir terlebih dahulu dan memetakan kawasan. Jika banjir disebabkan karena keterbatasan daya tampung tanah terhadap curahan air, baik akibat hujan, gletser dan lain sebagainya maka akan dibangun bendungan bendungan yang mampu menampung curahan air dari aliran sungai, curah hujan dan lain sebagainya. 

Bahkan bukti bendungan-bendungan yang dibangun semasa Islam masih dapat ditemukan hingga sekarang. Bendungan yang dibangun pun berbagai macam tipe ada yang digunakan untuk mencegah banjir atau untuk keperluan irigasi, salah satunya Bendungan Mizan yang berada di daerah Iran Selatan, bendungan yang masih berdiri dengan kokoh itu dibangun untuk kepentingan irigasi dan pencegahan banjir di daerah Spanyol.

Selain itu Islam akan memetakan daerah-daerah rendah yang rawan terkena genangan air baik akibat banjir rob, kapasitas serapan tanah yang minim, dan lain-lain. 

Selanjutnya membuat kebijakan melarang masyarakat membangun pemukiman di wilayah tersebut. Dan akan dibangun kanal-kanal baru atau membuat resapan agar air yang mengalir di daerah tersebut bisa dialihkan alirannya atau bisa diserap oleh tanah secara maksimal dengan cara ini maka daerah-daerah dataran rendah bisa terhindar dari banjir atau genangan

Islam juga akan membangun sumur-sumur resapan di kawasan tertentu. Sumur-sumur ini selain untuk resapan juga digunakan untuk tandon air yang sewaktu-waktu bisa digunakan terutama jika musim kemarau atau paceklik air. 

Upaya teknis mitigasi bencana lainnya adalah dengan membuat kebijakan tentang masterplan pembangunan wilayah agar pembukaan pemukiman atau kawasan baru industri harus menyertakan variabel-variabel drainase, penyediaan daerah resapan air, penggunaan tanah berdasarkan karakteristik tanah dan topografinya.

Islam akan menetapkan daerah-daerah tertentu sebagai daerah hima sebagai cagar alam yang harus dilindungi dan akan menetapkan sanksi berat bagi siapa saja yang merusak lingkungan hidup, cara ini sangat efektif dan efisien untuk menangani banjir jika terjadi banjir dan bencana lainnya

Dalam mekanisme pengaturan Islam terdapat badan khusus siaga bencana, yaitu biro yang mereka dilengkapi dengan peralatan-peralatan berat evakuasi, obat-obatan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menanggulangi bencana. Demikianlah gambaran penanganan banjir oleh Islam yang dulu sudah pernah diterapkan dan terbukti keberhasilannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun