Mohon tunggu...
Esti....
Esti.... Mohon Tunggu... Akuntan - Sedang Berbenah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Yuk Melangkah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Mati Hati Nurani, Merenggut Nyawa Buah Hati

2 September 2021   06:53 Diperbarui: 2 September 2021   06:55 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nganjuk digegerkan dengan penemuan jasad bayi di Gedung Juang 45. Dilansir dari Info Seputar Nganjuk, jasad tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan yang sedang menyapu dihalaman. Sontak saja kejadian tersebut menarik perhatian banyak warga.

Sebelumnya, di tempat yang sama digrebek beberapa pasangan mesum yang berusia remaja, dan sebagian besar adalah pelajar sekolah.

Pembunuhan bayi adalah wujud dari ketidaksiapan orang tua untuk bertanggung jawab, entah itu dalam aspek ekonomi atau tanggung jawab sebagai orang tua. Matinya hati nurani kita bisa merenggut jiwa manusia lainnya

Belum diketahui secara pasti modus pembuangan bayi yang ditemukan sudah meninggal tersebut. Namun yang perlu digaris bawahi adalah kasus tersebut juga marak terjadi diwilayah lain. Sebagian besar diakibatkan oleh pergaulan bebas oleh para remaja.

Budaya permisif yang saat ini menjangkiti para remaja menjadikan mereka tidak memiliki rasa "malu" untuk berbuat hal yang diharamkan. Ditambah lagi pemisahan agama dari kehidupan menjadikan remaja tidak memiliki kontrol keimanan dalam dirinya. Sehingga pergaulan bebas tidak dianggap sebagai sebuah keharaman yang harus dijauhi.

Penting bagi orang tua untuk memastikan putra putrinya memiliki pemahaman agama yang baik. Dengan cara menanamkan aqidah yang kuat sejak dini. 

Masyarakatpun harus memiliki kontrol sosial yang kuat untuk membendung pergaulan bebas. Mereka harus memiliki alarm saat terjadi kasus yang melanggar syariat. Pandangan mereka harus satu padu terkait kasus pergaulan bebas ini, yaitu tolak free sex.

Tidak kalah pentingnya, negar harus menciptakan sistem yang dapat mencegah kerusakan itu terjadi. Harus ada pandangam yang tegas terkait mana yang haq dan mana yang bathil yang tertuang dalam instrument peraturan yang jelas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun