Mohon tunggu...
Esthy Wikasanti
Esthy Wikasanti Mohon Tunggu... -

a mom, a wife, and a myself

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Coboy Junior

18 September 2012   06:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:18 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dan mereka pun tidak bertanggung jawab atas mati surinya lagu anak-anak, yang akhirnya ikut-ikutan mengkonsumsi lagu dewasa. Hasilnya, anak-anak sekarang jadi  dewasa sebelum masanya. Itu masih dperburuk lagi dengan sinetron anak yang menampilkan karakter orang dewasa dalam tubuh seorang anak kecil.

Jadi salah siapa?

Sekitar lima tahun lalu, lagu dengan tema selingkuh juga lagi in di pasaran. Ada Matta, Ungu, Kangen, dan lain-lain ikut mengusungnya sebagai salah satu lagu di album mereka. Lagi-lagi, anak-anak pun ikut menyanyikannya dimana-mana.

Miris..

Ingat masa saya SD dulu, jangankan soal selingkuh, bicara soal pacaran saja rasanya muka panas seperti kepiting rebus. Bahkan saya baru tahu apa itu arti selingkuh dan menyeleweng, ketika mendekati masa lulus SMU. Entah culun atau apa, tapi saya tetap bangga mengakuinya.

Berarti saya melewatkan masa kecil saya sesuai dengan masanya, tanpa kebanyakan racun seperti anak-anak jaman sekarang.

Apakah ini menjadi kesalahan pemerintah? Bisa jadi. Mereka terlalu sibuk dengan skandal internal, sehingga melupakan tanggung jawab moralnya sebagai pemimpin dan wakil rakyat, yang seharusnya memberikan teladan yang baik.

Namun menyalahkan saja tak akan menyelesaikan masalah.

Kritik tanpa menyampaikan solusi, adalah seperti tong kosong nyaring bunyinya.

Saya mungkin tak bisa menciptakan lagu anak. Namun sebagai ibu, semua pasti berusaha untuk memperdengarkan suara dan lagu yang pantas dikonsumsi oleh telinga para balitanya. Itu berarti melawan arus kenyamanan yang telah dibentuk oleh media yang tak mau repot dengan tujuan pendidikan dasar dan pembentukan manusia yang lebih berkualitas secara spiritual.

Apa yang saya usahakan sekarang mungkin masih terbilang sangaat mudah, karena saya belum menghadapi pertanyaan kritis dari anak-anak ketika usia mereka bertambah. Menjelang usia mereka bertambah, sejalan dengan pengaruh lingkungan dan pergaulan, yang tak kesemuanya bisa saya awasi selama 24 jam penuh.

Lalu apa solusinya?

Sementara cukup sekian dulu. Saya sambung di tulisan berikutnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun