Mohon tunggu...
Esthi Rohma
Esthi Rohma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tugas Belajar Kemenkes - Undip

Memaknai kata dibawah singkatan KKN (Kuliah, Kerja, Nikah) seru dan menarik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting: Mahasiswa Undip Berikan Pelatihan Makanan Pendamping Padat Gizi

3 Agustus 2023   07:59 Diperbarui: 3 Agustus 2023   08:01 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nuget sayur padat gizi (dokpri)

Klaten : Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, ada empat pilar Visi Indonesia yang diusung. Empat pilar tersebut meliputi (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.

Visi Indonesia Emas 2045 dapat dicapai apabila sumber daya manusia Indonesia mempunyai daya saing di masa depan. Dan salah satu keadaan yang menghambat itu semua adalah stunting. Stunting tidak hanya berkisar pada tinggi badan anak, tetapi masalah perkembangan otak, daya saing, daya juang dan juga mudahnya penyakit kronis masuk ke dalam tubuh anak penerus bangsa.

Angka stunting di Indonesia dari tahun 2014 sudah mengalami penurunan. Tercatat pada tahun 2014 stunting diangka 37 %. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, angka stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Dengan penurunan angka penderita stunting sejak tahun 2014 di Indonesia, membawa optimisme tersendiri, target 2024 sebesar 14 % angka stunting bisa tercapai. Tentunya dengan Kerjasama semua pihak. termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pembangunan. Dengan komitmen bersama maka Visi Indonesia Emas 2045 bisa di capai.

Dalam Laporan Penimbangan Posyandu Balita pada bulan Juni 2023 di Desa Jelobo didapatkan data anak dengan gizi  kurang berjumlah tujuh anak. Hal ini harus dicegah dan segera ditangani, agar anak dengan gizi kurang bisa ideal kembali dan angka stuntingpun tidak bertambah.

Sebagai bagian dari akademisi, Esthi Rohma, mahasiswa KKN Undip TIM II dari Fakultas Kesehatan Masyarakat menggagas pelatihan pembuatan makanan pendamping untuk anak yang padat gizi. Kandungan yang terdapat dalam makanan tersebut sudah komplek. Karbohidrat, protein, serat, vitamin dan mineral di kemas kedalam makanan nuget ayam yang banyak digemari anak-anak.

nuget sayur padat gizi (dokpri)
nuget sayur padat gizi (dokpri)

Acara berlangsung di rumah Ibu Uun, Dusun Kwantilan, Desa Jelobo. Bu Uun merupakan salah satu kader KPM (Kelompok Pemberdayaan Masyarakat) Desa Jelobo. Salah satu program KPM Desa Jelobo adalah penurunan angka stunting, sesuai dengan amanat RPJMN 2020 -2024. Kegiatan dilakukan pada hari Senin, 17 Juli 2023 pada jam 08.30.

foto bersama bidan desa dan kader/dokpri
foto bersama bidan desa dan kader/dokpri
Acara berlangsung seru dan menarik. Diawali dengan sosialisasi apa itu stunting, penyebab dan dampaknya. Dilanjutkan dengan survey kebiasaan makan pada Ibu-Ibu yang hadir dalam kegiatan tersebut. Hasil yag di dapat, hampir 100 % , konsumsi harian Ibu Hamil maupun untuk balita mereka tidak menerapkan pedoman isi piringku yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Dilanjutkan dengan pelatihan bagaimana mengolah makanan padat gizi yang disukai oleh anak

Edukasi stunting dan Pelatihan pembuatan nuget/dokpri
Edukasi stunting dan Pelatihan pembuatan nuget/dokpri

Nuget yang dijual dipasaran, terkadang diberi pengawet dan tidak ada campuran sayur. Komposisi nuget yang dibuat dalam pelatihan ini meliputi, ayam (termasuk sumber daya lokal masyarakat desa Jelobo), wortel, jamur, telur dengan campuran sedikit tepung. Dengan adonan nuget padat gizi tersebut diharapkan anak dapat memakan makanan dengan gizi seimbang.

Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat akan lebih sadar dan mampu memberikan makanan pendamping padat gizi yang tepat untuk anak-anak, sehingga dapat mengurangi masalah stunting di desa Jelobo khususnya.

Penulis : Esthi Rohma Widyaning

DPL : Dr. Cahya Tri Purnami., S.KM., M.Kes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun