Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, pasca Presiden Soekarno, belum pernah ada tokoh sentral yang sedemikian dielu-elukan dan diinginkan oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin Indonesia. Baru Presiden Soekarno dan kini, Jokowi.
Bertanyalah pada anak-anak Bekasi, siapa gubernur Bekasi? Jokowiii...
Bertanyalah pada anak-anak Depok, siapa gubernur Depok? Jokowiii...
Bertanyalah pada anak-anak Bogor, siapa gubernur Bogor? Jokowiii...
Bertanyalah pada anak-anak Tanggerang, siapa gubernur Tanggerang? Jokowiii...
Tidak ada capres lain yang dikenal secara luas oleh masyarakatnya terutama kalangan akar rumput tanpa pasang iklan di televisi atau pasang spanduk dimana-mana. Sedemikian putus asanya sehingga harus memasang artis-artis, mulai dari artis obat bebas hingga artis porno dijadikan caleg untuk memperoleh suara. Karena memang artis-artis itulah yang dikenal oleh masyarakat. Bahkan Presiden dan Wakil Presiden pun kalah populer dibanding Jokowi.
Jokowi ada bersama rakyat saat rakyat DKI mengalami musibah banjir. Mengeluarkan air dari sepatu basahnya sambil dicerca oleh lawan-lawan politiknya yang duduk manis di kursi berlapiskan kulit asli.
Masyarakat Jakarta bersyukur memiliki Jokowi. Yang turut susah bersama warga susah. Yang tidak membuat kesenjangan dengan duduk sama rendah berdiri sama tinggi, ringan sama dijinjing berat sama dipikul bersama-sama rakyat Jakarta. Yang wakil-wakil rakyatnya di legislatif sana menunda-nunda anggaran dan baru disahkan saat bencananya sudah lewat.
Tidak ada capres sebaik Jokowi , padahal Jokowi bukan capres.
Bagaimanapun, masyarakat Jakarta beruntung memiliki Jokowi. Ibukota adalah pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Majunya ibukota, akan memajukan bangsa. Namun majunya Indonesia, otomatis memajukan ibukota.
Nothing to loose bagi warga DKI.
Jika Jokowi tetap jadi gubernur dan memajukan ibukota, maka Indonesia terangkat. Jika Jokowi jadi Presiden, maka Indonesia terangkat juga.
Oleh karenanya, simpan energi anda mencaci Jokowi. Saat ini hanya Jokowi lah tokoh sentral yang muncul di Indonesia pasca Presiden Soekarno.
.
- Esther Wijayanti -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H