Mohon tunggu...
Esther Esther
Esther Esther Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

No Biographical Info

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inilah Perilaku Manusia yang Serupa Perilaku Babi

19 Juni 2012   05:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kebalikannya.

Berapa banyak dari anda yang memberi umpan? Memberi komisi 1%, 3%, 10%, 43% agar barang barang anda dibeli oleh purchasing?

Hal ini sudah menjadi sangat lumrah di negara ini. Sehingga praktek suap, praktek komisi, praktek “diskon” atas APBN, praktek memberi uang tanpa kwitansi, kita sebut sebagai uang lelah. Bukan korupsi. Mata kita menjadi buta, bahwa uang itu bukanlah hak kita. Tidak ada kwitansinya. Anda tidak membayar pajak atas pendapatan tersebut. Artinya itu bukanlah milik anda, tidak resmi. Korupsi. Pencurian. Mengambil yang bukan hak anda, dan memiliki persepsi, bahwa itu adalah hak anda.

Bayarlah pajaknya, jika anda dapat membuktikan bahwa uang itu adalah hak anda.

Memakan yang bukan makanannya, adalah karakter babi, demikian juga dengan mengambil yang bukan haknya.

Lebih lanjut lagi.

Berapa banyak anda melakukan praktik perbabi-an ini, mendapatkan keuntungan dari praktik perbabi-an ini, lalu pergi naik haji atas keuntungan praktek per-babi an ini? Berapa banyak dari anda yang menggunakan jasa travel agent yang menyuap oknum departemen agama agar anda tidak masuk daftar tunggu naik haji? Bagaimana mungkin anda pergi haji dengan menggunakan uang korupsi? Untuk menyucikan dosa tapi menyimpan uang hasil dosa di rekening anak istri / suami anda? Berapa banyak dari anda yang terlibat praktek suap menyuap ini tapi berjilbab? Berbaju koko? Duduk di shaft pertama mushola? Duduk di kursi paling depan di gereja? Melayani jemaat?

Itu baru soal makan makanan bersih dan makanan kotor. Saya tidak membahas perilaku sex. Saya sudah muak. Saya sudah melihat betapa banyak pelaku kebijakan purchasing, melakukan kesepakatan pembelian di karaoke room. Yang kemudian dilanjutkan ke private room, untuk menikmati tubuh para pelacur, yang dibayari oleh supplier.

Kembali pada keharaman babi tadi.

Daging babi tidak lagi memiliki kekuatan yang cukup untuk mempengaruhi karakter manusia. Karena dengan atau tanpa makan babi, perilaku manusia sudah mirip dengan perilaku babi. Bedanya, manusia memiliki akal dan kecerdasan, sedangkan babi tidak.

Jadi mana yang lebih haram?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun