Mohon tunggu...
estetika andina r
estetika andina r Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Kelompok Mahasiswa Radiologi menyajikan tulisan mengenai prosedur pemeriksaan rontgen.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa yang Harus Dilakukan Perempuan untuk Memenuhi Standar Stigma Masyarakat?

6 Juli 2022   21:30 Diperbarui: 6 Juli 2022   21:56 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman modern ini, prasangka masih sering terjadi dilingkungan masyarakat sekitar kita, karena Indonesia memiliki keragaman suku, ras, etnis, budaya dan lainnya. Ketika sebuah prasangka tidak kunjung didukung dengan fakta yang relevan maka tentu akan menimbulkan suatu konflik dan penilaian yang negatif. 

Masyarakat biasanya cenderung melakukan prasangka terhadap orang baru yang tidak dikenalnya, meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang dikenalnya pun dapat menghindari prasangka tersebut. Prasangka dapat muncul dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun. 

Prasangka sosial sering terjadi terhadap perempuan entah itu tentang pakaiannya, etnisnya, pekerjaannya bahkan tentang paras dan tubuhnya. Perempuan kerap menjadi bahan pelabelan prasangka dan stereotip, seperti perempuan harus menutupi tubuhnya agar terhindar dari pelecehan atau harus kurus untuk terlihat cantik. 

Sehingga banyak perempuan diluar sana mendapat perlakuan nyaris tidak adil. Bahkan ketika perempuan menjadi korban pelecehan seksual, biasanya sang korban malah dikucilkan di lingkungan masyarakat.

Seksisme mulai muncul dikalangan perempuan seperti pemikiran bahwa perempuan tampak lemah dan membutuhkan perlindungan. Karena tidak memiliki ambisi yang kuat disertai fisik yang kuat juga. 

Sehingga karena prasangka ini perempuan dianggap selalu lemah dan selalu dipandang rendah dalam kesempatan memiliki pekerjaan dibandingkan laki-laki.

Stereotip dan stigma pada perempuan muncul bukan tanpa alasan, yaitu karena budaya patriarki yang muncul secara terus-menerus di lingkungan sekitar kita. Segala hal yang penting dan signifikan mulai dahulu sudah selalu diprcayakan pada laki-laki dan melupakan perempuan. 

Seperti kekerasan pada perempuan yang sering terjadi bahkan hngga saat ini, mereka sebagi korban biasanya diperlakukan bak pelaku. Entah disalahkan karena pakainannya terlalu terbuka sehingga dipikir perempuan layak mendapat pelecehan karena hal itu.    

Dari dahulu stereotipe terhadap perempuan yang selalu diharuskan dirumah untuk mengurus anak dan rumah tangga. Tentu itu bukan merupakan bentuk merendahkan ibu rumah tangga, namun perempuan juga berhak memilih apa yang hendak dilakukannya. 

Perempuan selalu dipandang lebih rendah dari laki-laki di lingkungan masyarakat. Padahal menjadi seorang ibu rumah tanggapun bukan pekerjaan yang mudah. Namun pekerjaan ini tidak dianggap sebagai bentuk kerja yang produktif. Namun tentu itu semua terjadi tidak selalu dilakukan oleh laki-laki, bahkan dilakukan oleh sesama perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun