2. Tekanan psikologi, dan kebiasaan parafungsional seperti bruxism.Â
3. Kehilangan gigi terutama gigi belakang (sebagai kunci oklusi/ gigitan) yang tidak diganti dengan gigi palsuÂ
4. Penyakit seperti osteorthrosis (kondisi degeneratif tanpa peradangan) pada sendi temporomandibula
5. Kebiasaan parafungsional; seperti bruxism (gerakan tanpa sadar yang menyebabkan tekanan kuat pada gigi biasanya ditandai dengan ausnya gigi geligi atas dan bawah), clenching (menggertakkan gigi terutama gigi depan), menggigit - gigit bibir dan pipi
6. Kondisi stres / tertekan karena bekerja berlebih
7. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
Pilihan perawatan terhadap kondisi ini belum dapat dipastikan karena penyebab utama juga tidak diketahui pasti.Â
Beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan oleh pasien yang mengalami penyakit ini adalah dengan mengubah kebiasaan, minum obat anti nyeri (setelah konsultasi di dokter) dan tindakan memperbaiki oklusi serta operasi (penelitian menyebutkan bahwa tindakan operasi juga tidak menjamin ksembuhan terhadap penyakit ini).
Kebiasaan yang harus diubah antara lain sebagai berikut:
1. Hati - hati dalam penggunaan rahang, hindari kebiasaan seperti menguap dan tertawa terlalu lebar, hindari mengunyah makanan yang lengket (seperti permen karet) dan makanan yang terlalu keras.Â
Potong makanan dalam ukuran kecil sebelum dikunyah untuk menghindari stres/ tekanan besar pada otot - otot  pengunyahan.