Sakit adalah persepsi seseorang terhadap suatu hal yang mengganggu kesehatan dan kenyamanannya dalam beraktivitas.
Sakit gigi merupakan hal yang sangat umum dan dapat dirasakan hampir seluruh golongan manusia baik muda ataupun tua.
Salah satu penyebab sakit gigi yang paling sering dijumpai adalah karena terbukanya ruang pulpa/syaraf gigi sehingga menimbulkan nyeri yang ringan sampai berat yang kemudian mengganggu aktivitas dan jadwal istirahat.Â
Secara sederhana gigi manusia terdiri atas 3 lapisan yaitu lapisan enamel/email, dentin dan yang paling dalam adalah kamar pulpa /pulp chamber.Â
Kamar pulpa kaya akan pembuluh darah dan persyarafan yang memungkinkan kita dapat merasakan sensasi panas atau dingin dari makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Kondisi pulpa juga mempengaruhi warna gigi. Pulpa yang sehat akan memberikan tampilan warna gigi putih kekuningan.Â
Kamar pulpa /ruang syaraf gigi yang terbuka dapat terjadi karena karies/gigi berlubang, gigi fraktur/patah, adanya karies sekunder (adanya kebocoran pada gigi yang sudah ditambal sehingga menyebabkan proses perkembangan karies berlanjut lebih dalam mencapai kamar pulpa) dan hal - hal lainnya.Â
Rasa nyeri merupakan salah satu bentuk 'komunikasi' tubuh terhadap diri kita ,untuk menunjukkan ada sesuatu yang salah yang sedang terjadi di diri kita.Â
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2016 (cyt. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol. 9 No. 2 Desember 2020) menunjukkan bahwa 91 % masyarakat Indonesia masih melakukan swamedikasi (mengobati diri sendiri baik dengan obat herbal maupun obat kimia yang dijual bebas) sebelum mengunjungi fasilitas kesehatan.
Tindakan swamedikasi paling umum dilakukan pada sakit kepala, sakit gigi ,flu dan demam, radang tenggorokan dan beberapa penyakit lain yang dianggap dapat diselesaikan sendiri tanpa mengunjungi fasilitas kesehatan atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.Â
Terkhusus untuk masalah sakit gigi sangat sering dijumpai masyarakat yang melakukan swamedikasi dengan cara yang kurang tepat bahkan membahayakan.Â
Banyak informasi salah yang beredar di tengah -tengah masyarakat seperti memasukkan aki,oli, isi perut kecoak, minyak angin, bawang putih, jahe dan obat amoksisilin yang sudah dihaluskan LANGSUNG ke dalam lubang gigi yang sakit.
Bahkan secara pribadi saya pernah menjumpai pasien yang berkumur dengan bensin untuk meredakan sakit giginya.Â
Hal -hal seperti ini tentu perlu dihindari ,karena pada dasarnya penyebab timbulnya nyeri karena adanya peradangan. Sehingga tindakan - tindakan yang kita ambil harus bertujuan untuk meredakan peradangan tersebut bukan memperparahnya.Â
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama pada sakit gigi sdalah sebagai berikut:
1. Sikat gigi
Sebelum mencoba hal lain sebaiknya sikat gigi terlebih dahulu sampai bersih sehingga tidak ada sisa - sisa makanan yang menempel di gigi maupun dilubang gigi yang bermasalah. Hindari menusuk gigi yang berlubang dengan tusuk gigi.Â
2. Berkumur air garam hangat.Â
Garam mempunyai sifat antibakteri. Larutkan setengah sendok makan garam ke dalam gelas yang berisi air hangat. Gunakan larutan garam ini untuk berkumur sebelum, saat dan sesudah menyikat gigi. Kumur agak lama dibagian yang sakit.Â
3. Kunyah bahan herbal seperti bawang putih/kunyit/cengkeh
Ketiga bahan ini juga cukup dikenal memiliki sifat antibakteri. Cara pemakaiannya dapat dikunyah perlahan diarea yang sakit.Â
Hindari sebisa mungkin potongan bahan tersebut masuk dan tersangkut didalam lubang gigi karena hal ini dapat semakin memperburuk rasa nyeri yang sudah ada.Â
4. Kumur larutan yang mengandung antinyeri
Berkumur larutsn yang mengandung Benziadiaine HCl yang dapat diperoleh diapotek.
5. Minum obat pereda nyeri
Obat pereda nyeri yang dapat dibeli secara bebas contohnya adalah Paracetamol. Umumnya untuk pasien usia 10 tahun keatas diberiksn dosis 500 mg yang diminum maksimal 4 kali sehari.Â
Dikatakan pertolongan pertama karena hal - hal diatas sebaiknya dilakukan hanya jika belum sempat pergi ke dokter gigi karena lokasi yang jauh atau waktu yang tidak memungkinkan.
Jika situasi sudah memungkinkan maka sebaiknya segeralah pergi ke dokter gigi baik ke praktik pribadi maupun fasilitas kesehatan untuk memperoleh perawatan yang sesuai dengan kondisi gigi.Â
_drgestersurbakti_
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H