International Federation of Medical Students' Associations (IFMSA), salah satu organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di dunia, memberikan peluang emas bagi mahasiswa kedokteran untuk mengeksplorasi sistem kesehatan global melalui program Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE). Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung di dunia klinis luar negeri, sambil memperluas wawasan budaya para peserta.
Pada November 2024, Ester Melati Hasiana Pasaribu, mahasiswa kedokteran tahun ketiga dari Universitas Airlangga, memulai perjalanannya sebagai peserta program pertukaran pelajar selama satu bulan di Taiwan. Ia ditempatkan di Chung-Ho Memorial Hospital, rumah sakit utama yang berafiliasi dengan Kaohsiung Medical University, salah satu institusi medis terkemuka yang menjadi pusat inovasi dan pendidikan kesehatan di Taiwan.
Selama program pertukaran ini, Ester menjalani rotasi di dua departemen utama: Hematologi-Onkologi dan Bedah Kardiovaskular. Pengalaman ini tidak hanya memperdalam pemahamannya tentang dua bidang medis yang penting tetapi juga memberinya kesempatan untuk memahami bagaimana sistem kesehatan Taiwan beroperasi.
Pada minggu pertama, Ester bergabung dengan tim di Departemen Hematologi-Onkologi. Ia menghadiri berbagai sesi pembelajaran, seperti kuliah tentang"Emergency Situation in Hematology-Oncology Department", kuliah dan praktikum blood smear, serta aspirasi sumsum tulang. Selain itu, Ester juga menyaksikan langsung manajemen pasien yang menjalani kemoterapi, termasuk bagaimana menangani efek samping seperti mual dan muntah. Tidak hanya itu, Ester juga terlibat dalam kegiatan seperti morning meeting, diskusi jurnal, dan pertemuan tentang kasus sumsum tulang yang dipimpin oleh kepala residen. Di bawah bimbingan Prof. Shih-Feng Cho, Ester berpartisipasi dalam visite pasien dan mengamati pelayanan rawat jalan. Melalui berbagai kegiatan ini, Ester mendapatkan wawasan mendalam tentang pendekatan multidisiplin yang diterapkan dalam manajemen pasien di bidang Hematologi-Onkologi di Taiwan.
Selama rotasi keduanya di Departemen Bedah Kardiovaskular, Ester mendapatkan kesempatan berharga untuk mengamati berbagai prosedur bedah modern dan inovatif. Prosedur-prosedur seperti Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), penggantian katup mitral, dan Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR) menjadi bagian dari pengalaman klinisnya. Tidak hanya itu, Ester juga diperkenalkan pada teknologi terkini seperti Transcatheter Aortic Valve Implantation (TAVI), sebuah metode penggantian katup aorta secara minimal invasif yang menjadi bukti kemajuan teknologi medis di Taiwan. Di dalam ruang operasi, Ester menyaksikan secara langsung bagaimana kolaborasi yang erat antara dokter bedah, perawat, dan ahli anestesi sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan prosedur yang rumit. Ia melihat betapa pentingnya komunikasi yang efektif, keterampilan teknis yang tinggi, serta kecepatan pengambilan keputusan dalam situasi yang dinamis. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang profesionalisme dan kecanggihan teknologi yang menjadi layanan andalan kesehatan Taiwan, khususnya dalam bidang kardiovaskular.
Di bawah bimbingan langsung dari Dr. Po-Yu Wu, Ester tidak hanya belajar tentang teknik bedah, tetapi juga memperluas pengetahuannya dalam aspek lain dari manajemen pasien. Ia mengikuti proses manajemen pasca-operasi, mengamati bagaimana pemulihan pasien dirancang secara individual untuk memastikan hasil terbaik. Selain itu, Ester berpartisipasi dalam presentasi kasus, yang memperlihatkan pendekatan berbasis data dalam pengambilan keputusan medis, serta mengamati praktik di poli rawat jalan yang memberikan gambaran nyata tentang interaksi dokter dan pasien di luar ruang operasi.
Tak hanya itu, Ester juga menghadiri kuliah singkat mengenai dasar-dasar bedah kardiovaskular, yang melengkapi pengalamannya dengan teori dan pengetahuan yang relevan. Melalui rangkaian kegiatan ini, ia memahami bahwa keberhasilan dalam dunia medis tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh kemampuan tim medis untuk bekerja harmonis dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien. Rotasi ini meninggalkan kesan mendalam bagi Ester, membentuk pemahamannya akan pentingnya inovasi teknologi dan kerja sama multidisiplin dalam dunia kedokteran.
Melalui program ini, Ester tidak hanya belajar tentang ilmu kedokteran tetapi juga memahami pentingnya kerja tim, komunikasi lintas budaya, dan empati dalam praktik klinis. Ia merasa pengalaman ini memberinya perspektif baru tentang bagaimana pendekatan multidisiplin dapat meningkatkan hasil perawatan pasien. Menurut Ester, pengalaman satu bulan di Taiwan tidak hanya memperluas wawasan medisnya tetapi juga memberinya pelajaran hidup yang berharga. Ia mengungkapkan bahwa selama program tersebut, ia banyak belajar tentang pengelolaan sistem kesehatan di Taiwan, terutama dalam menghadapi tantangan kompleks di bidang Hematologi-Onkologi dan Bedah Kardiovaskular, yang sangat memengaruhi cara pandangnya sebagai calon dokter di masa depan. Program ini menjadi bukti nyata bahwa pertukaran pelajar tidak hanya memperluas ilmu tetapi juga membangun profesionalisme lintas budaya, membentuk mahasiswa kedokteran menjadi individu yang lebih siap menghadapi tantangan global di dunia kesehatan.