Sehingga Pengkotbah mengajar kita untuk mensyukuri kesempatan hidup dan menikmatinya dengan cara sebijak dan semembahagiakan mungkin, yang bisa kita lakukan.Â
Salah satu hal penting dalam memaknai adalah kesadaran dan kemauan untuk melepas, sebagai bagian dari waktu-waktu yang bisa kita alami: melepas harta, kesehatan, umur, perjumpaan dengan orang, kesuksesan, jabatan, popularitas, era kita, bahkan kemudian kehidupan kita sendiri. Makin kita mudah melepas, makin mudah kita menjadi tenang.
Mari mencoba menggumuli perjalanan kemanusiaan yang tak pernah berakhir. Filsafat eksistensialisme yang saya dapat dari Alchemy of Souls membuat saya bercermin bahwa saya juga bisa menjadi seseorang yang tak mau melepas sehingga ingin mengambil hidup dan energi orang lain, padahal sudah waktunya saya pergi dan selesai.Â
Akibat dari ketidakmampuan untuk bebas itu, saya jadi makin susah move on kalau saya sudah mengalami lompatan usia dan zaman, dan susah menyiapkan kedatangan generasi baru dalam dunia yang akan meneruskan kehidupan dan mengurusi dunia yang diciptakan sungguh amat baik ini. Ah, tinggi sekali berpikirnya yah!
Mari kita renungkan dalam keheningan malam dan menyeruput kopi dulu!Â
Sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H