Mohon tunggu...
Ester Ella
Ester Ella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Laporan Praktikum Biomolekuler Reaksi Uji Lipid dan Penentuan Bilangan Iodium

12 Juni 2024   18:41 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:02 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Halo Semua perkenalkan saya Ester Ella Eunike Septianne dengan NIM 4223131032. saya merupakan mahasiswi jurusan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan. Kali ini saya akan membahas mengenai praktikum reaksi uji Lipid dan Penentuan Bilangan Iodium, silahkan disimak ..

I. JUDUL PERCOBAAN : REAKSI UJI LIPID DAN PENENTUAN BILANGAN IODIUM 

II. TUJUAN

1. Mengetahui kelarutan yang terbentuk pada uji kelarutan lemak/minyak

2. Mengetahui volume titrasi saat mencapai titik akhir pada penentuan bilangan iodium

3. Mengetahui bilangan iodium dari sampel yang diuji

III. TINJAUAN TEORITIS

Lipida atau lemak merupakan senyawa organik yang banyak ditemukan dalam sel jaringan, tidak larut dalam air, larut dalam zat pelarut non polar seperti eter kloroform dan benzena. Lipid bersifat non polar atau hidrofolik. Penyusun utama lipida adalah trigliserida, yaitu ester geserol dengan tiga asam lemak yang bisa beragam jenisnya. Lipida sering berupa senyawa kompleks dengan protein ataupun karbohidrat. Lipid merupakan komponen dari membran plasma, hormon dan vitamin. Defenisi lipid tidak secara spesifik yang mengacu pada suatu struktur molekul dengan ciri khas bertentu seperti karbohidrat dan protein. Meskipun lipid secara umum didefinisikan sebagai komponen yang mudah larut pada pelarut organik yang cenderung non-polar seperti etanol, eter dan kloroform, namun terdapat beberapa golongan lipid yang larut pada pelarut polar. Lemak disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dari hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Asam lemak penyusun lipida ada dua macam, asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh molekulnya mempunyai ikatan rangkap pada rantai Halogen dapat bereaksi dengan atom c pada rantainya yang Ikatan tidak jenuh. Selama penyimpanan lemak atau minyak mungkin menjadi tengik. Ini terjad karena asam lemak pada suhu ruang dirumbak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit alkohol, ataupun alkohol, dengan BM relatif rendah dan bersifat volatile dengan aroma yang tidak enak. Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan pada suhu yang sejuk dan kering, serta menghindarinya dari kontak langsung dengan udara. Fungsi lipid selain dari komponen membran juga sebagai sumber energi cadangan energi. Dari segi gizi asam lemak dan mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP) Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena reaktif dan merupakan antioksidan didalam tubuh. Fungsi lipida termasuk sebagai penyusun struktur membran sel. Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material (Syukri dkk, 2022).

IV. ALAT DAN BAHAN

V. PROSEDUR KERJA 

a. uji kelarutan lemak/munyak

Minyak

*Dimasukkan kedalam 3 buah tabung reaksi berturut-turut 2 mL eter, kloroform, dan alkohol

*Dimasukkan sedikit minyak kedalam setiap tabung reaksi dan dikocok kuat.

*Diamati kelarutannya.

Hasil pengamatan : 

*eter + minyak menghasilkan minyak larut dalam pelarut eter

*kloroform + minyak menghasilkan minyak larut dalam pelarut kloroform

*alkohol + minyak menghasilkan minyak tidak larut dalam pelarut alkohol

b. penentuan bilangan iodium

Minyak

*Ditimbang 0.25 gram sampel dan dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL

*Ditambahkan 10 ml CHCl3, dikocok hingga kuat dan ditutup dengan aluminium Foil

*Ditambalikan 25 ml iod hanus dan didiamkan ditempat gelap selama 30 menit

*Ditambahkan 10 ml larutan KI 15%, dan diaduk hingga rata

*Ditambahkan 100 ml air dingin untuk mencuci sisa lodium yang terdapat pada dinding erlenmeyer

*Dititrasi dengan Natrium Tiosulfat 0,1 N hingga warna kuning dari larutan hilang

*Ditambahkan 2 ml larutan pati 1% (sebagai indikator)

*Dititrasi kembali sampai warna biru pada larutan hilang.

*Ditutup erlenmeyer dan dikocok dengan kuat, hingga semua iodium diikat oleh KI

*Dititrasi kembali hingga tercapai titik akkir

*Ditentukan bilangan iod dari sampel

Hasil Pengamatan:

*volume natrium tiosulfat yang dipakai untuk titrasi sampai titik akhir titrasi yaitu 23,6 mL

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN 

1. Uji Kelarutan Lemak / Minyak secara Teori

Sifat kelarutan pada minyak dan lemak ini adalah sifat dasar yang dipergunakan untuk memisahkan lemak dari bahan-bahan lainnya dengan menggunakan pelarut organik atau pelarut non polar misalnya eter, alkohol, benzena dan kloroform. Pada saat ekstraksi dan kondisi yang sesuai adalah dengan menggunakan jenis pelarut yang sesuai. Pelarut yang umum digunakan untuk ekstraksi minyak adalah eter dan kloroform. Untuk golongan minyak yang lebih polar, pelarut yang sesuai untuk digunakan adalah pelarut yang lebih polar lagi misalnyar kloroform, eter atau campuran dari beberapa pelarut. (Abdul dan Rohman, 2017)

Secara praktikum

Pada saat praktikum dilakukan, hasil yang didapatkan saat minyak goreng di tambahkan dengan eter dan kloroform larut, sedangkan saat minyak ditambahkan dengan etanol tidak larut.

Minyak goreng adalah senyawa yang bersifat non polar komponen utamanya adalah trigliserida yang terdiri dari lemak dan gliserol Karena molekul minyak goreng memiliki rantai hidrokarbon yang panjang, cenderung non polar. Sedangkan eter dan kloroform juga merupakan pelarut non polar, yang memiliki sifat non polar yang dominan. Pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar dengan baik, oleh karena itu minyak goreng larut dalam eter dan kloroform. sedangkan pada etanol, etanol adalah pelarut polar karena adanya gugus hidroksil (-OH) yang dapat membentuk ikatan hidrogen. Meskipun etanol memiliki bagian hidro Karbon yang bersifat non-polar, gugus hidroksilnya memberikan sifat polar yang dominan. Oleh karena itu, etanol lebih cenderung melarutkan senyawa polar daripada senyawa non polar.

2. Penentuan Bilangan lodium

Secara teori

Angka iod adalah ukuran ketidakjenuhan sebagai Jumlah gram iodium yang diabsorbsi oleh 100 gram minyak atau lemak. Angka iod berhubungan dengan titik cair suatu lemak. Penentuan angka iod dilakukan dengan cara melarutkan minyak dengan kloroform dan mereaksikannya dengan iodin Flask. Halogen akan memutuskan sejumlah ikatan rangkap suatu asam lemak tak jenuh dan kemudian kelebihan halogen, akan dititrasi kembali dengan larutan standar Na2S203. Semakin besar angka iod maka asam lemak tidak Jenuhnya semakin tinggi, sehingga mutu minyak semakin bagus. Ada dua metode penentuan angka lod yang biasa digunakan yaitu metode wijs dan dengan metode hanus. Metode hanus akan menggunakan iodin dalam asetat glasial yang mengandung iodium bromida, sebagai pemacu reaksi. Larutan ini kemudian akan di titrasi dengan larutan natiosulfat. Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna biru saat sudah penambahan amilum. (Aznam dkk., 2018)

Secara praktikum:

ditimbang 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer kemudian ditambahkan 25 ml larutan iothanus dan didiamkan pada tempat gelap selama 30 menit. kemudian ditambahkan 10 ml larutan KI dan diaduk sampai rata. kemudian ditambahkan 100 ml aquades untuk mencuci sisa iodium. dan dilanjutkan dengan titrasi dengan natrium tiosulfat hingga warna kuning dari larutan hilang. setelah pada proses titrasi didapatkan warna kuning hilang digunakan suatu indikator indikator yang digunakan yaitu indikator amilum pemberian indikator amilum ini bertujuan untuk memperjelas. akhir dari titrasi ditambahkan 2 ML amilum kemudian dititrasi kembali sampai warna biru hilang titik dikocok hingga kuat hingga iodium diikat oleh KI. dititrasi kembali sampai tercapai titik akhir dilakukan pada blangko dan sampel.

VII. KESIMPULAN 

berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 

1. minyak akan larut dalam pelarut eter dan kloroform tetapi minyak tidak larut dalam pelarut alkohol 

2. volume titrasi sampel saat mencapai titik akhir adalah 23,6 ml sedangkan volume titrasi blanko saat mencapai titik akhir adalah 23,8 ml

3. bilangan iodium sama dengan 1,01 gram

DAFTAR PUSTAKA 

Syukri dkk. (2022). Buku Ajar Biomimia. Jakarta : CV. Feniks Muda Sejahtera 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun