Mohon tunggu...
Ester Ella
Ester Ella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S-1 Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Karakteristik Unsur Iodium dan Senyawanya

18 Mei 2024   22:12 Diperbarui: 18 Mei 2024   22:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Semuanya, perkenalkan saya Ester Ella Eunike Septianne Mahasiswi S-1 Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan. Kali ini saya akan membahas mengenai Praktikum Kimia Non Logam dengan Judul Karakteristik Unsur Iodium dan Senyawanya.


JUDUL PERCOBAAN
Karakteristik Unsur Iodium dan Senyawanya.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui perubahan yang terjadi padap percobaan uji kelarutan iodin
2. Mengetahui berapa tetes kalium iodida yang digunakan untuk uji reaktivitas ion iodida pada pembentukan senyawa kompleks

TINJAUAN TEORITIS

Iodium adalah jenis elemen mineral
mikro kedua sesudah Besi yang dianggap penting bagi kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya.
Djokomoeldjanto (1993) mengatakan bahwa manusia tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya
seperti membuat protein atau gula, tetapi harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung dalam makanan serta
minuman. Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak abad lalu walaupun pengaruh positif seaweed atau burntsponges (kaya iodium) terhadap penyakit gondok sudah diketahui sejak zaman purba di seluruh dunia.
Gondok merupakan suatu gejala pembesaran pada kelenjar tiroid yang terjadi akibat respons terhadap defisiensi/kekurangan iodium.
Kekurangan iodium berhubungan erat dengan jumlah iodium yang terkandung di dalam tanah yang digunakan dalam bidang pertanian di daerah yang berpengaruh. Walaupun program suplemen tambahan iodium telah
mengurangi kekurangan jumlah iodium di berbagai daerah daerah di dunia, masih
terlihat masalah kekurangan iodium yang serius di berbagai daerah (Brody, 1999).
Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaannya dalam tubuh mamalia hanya sebagai hormon tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting selama pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolisme dan produksi kalori atau energi di semua kehidupan. Jumlah iodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah ioda dan untuk sebagian kecil secara kovalen mengikat asam amino. Iodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar tiroid digunakan untuk memproduksi hormon thyroid. Saluran ekskresi utama iodium adalah melalui saluran kencing (urin) dan cara ini merupakan indikator utama pengukuran jumlah pemasukan dan status iodium(Riwayati, 2019)
Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin.
Hormon tiroksin sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain
berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin
endemik (kerdil), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam
mengangkat kepala, tengkurap dan berjalan), sedangkan kelebihan dari iodium akan mengakibatkan terjadinya hipertensi, stroke, osteoporosis, kerontokan rambut,
hipernatremia dan gangguan pada saraf. Iodium dalam garam dihitung dengan kadar
Kalium Iodat (KIO3), dimana iodium merupakan kandungan terpenting dalam kelenjar tiroid. Kandungan iodium yang dikonsumsi tidak seluruhnya diserap atau disintesa oleh hormon tiroid melainkan hanya sekitar 33%, sedangkan 67% dikeluarkan melalui urine dan feses(Silviana, dkk., 2019).

ALAT DAN BAHAN

PROSEDUR KERJA

1. Uji Kelarutan Kristal I2

Disiapkan 5 buah tabung reaksi, lalu masukkan setiap tabung 1buah kristal I2
Ditambahkan masing-masing 3 ml H2O ke tabung reaksi 1 , KI ke tabung reaksi 2, Etanol ke tabung reaksi 3, CHCl3 ke tabung reaksi4, CH2Cl2 ke tabung reaksi5
Dikocok setiap tabung reaksi dengan kuat dan diamati
Disiapkan kembali 3 tabung reaksi kosong lalu dimasukkan kedalam setiap tabung reaksi 1 mL larutan KI3
Ditambahkan masing-masing 3 mL CH2Cl2 ke tabung reaksi 1 disertai  beberapa tetes amilum,lalu  dikocok kuat. CHCl3 ke tabung reaksi 2 disertai beberapa tetes amilum, lalu dikocok kuat.H2O ke tabung reaksi 3 disertai beberapa tetes amilum, lagi dikocok kuat.

HASIL PENGAMATAN:

tabung 1 : coklat muda, tidak larut

tabung 2 : coklat pekat, tidak larut

tabung 3 : coklat kehitaman, tidak larut

tabung 4 : ungu pekat, tidak larut

tabung 5 : ungu pekat, tidak larut

tabung 6 : terbentuk 2 fasa, fasa atas warna ungu kecoklatan dan fasa bawah warna ungu pekat

tabung 7: terbentuk 2 fasa, fasa atas warna hitam dan fasa bawah warna ungu

tabung 8 : menjadi warna coklat

2. Uji Reaktivitas Ion Ioda Pada Pembentukan Senyawa Kompleks

Disiapkan 2 buah tabung reaksi
Dimasukkan 2 mL larutan Fe(NO3)3 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
Dimasukkan 2 mL larutanCe(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
Ditambahkan tetes demi tetes larutan KI 1 M ke dalam tabung reaksi 1 hingga membentuk endapan, lalu catat berapa mL larutanKI yang diperlukan
Diulangi langkah kerjake-4 terhadap larutan Cu(NO3)2 pada tabung reaksi 2.

HASIL PENGAMATAN:

tabung 1 : tidak terbentuk endapan

tabung 2 : terbentuk endapan berwarna perak, lalu di tambahkan 10 mL KI dan endapan tidak hilang.

TABEL PENGAMATAN

dokpri
dokpri

dokpri
dokpri

REAKSI REAKSI

dokpri
dokpri


PEMBAHASAN

Secara teori, Iodin terdapat dalam
bentuk campuran I2 dan bentuk ionik,
sehingga iodin tidak larut banyak dalam
pelarut organik. Pada kondisi basa di fasa penerimamerupakan keadaan yang tepat untukterjadinya reaksi oksidasi reduksi antara I2(org)di antarmuka fasa penerima dengan Na2SO3dan NaOH.
I2 mempunyai kelarutan yang sulit larut di
dalam air. Untuk melarutkan I2 di fasa
sumber digunakan KI yang akan melarutkan I2 menjadi bentuk I3- di fasa air. Ion I3-, iodium, dan ion iodida di dalam air membentuk reaksi yang setimbang sebagai
berikut: I2(aq) + I--(aq) I3-(aq).
Kesetimbangan reaksi kelarutan iodin ini
dalam bentuk I3 merupakan dasar utama
untuk mengekstrak iodin kedalam pelarut
organik kloroform (fasa membran. Dalam
hal ini perlu dicari kondisi yang tepat untuk mempermudah terjadinya proses transisi iodin terekstrak dari fasa sumber ke fasakkmembran kloroform dan kemudian ke fasa penerima, yakni dengan melakukanpengaturan perbandingan konsentrasi I2dengan KI.

Secara Praktikum, Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan hasilnya yaitu iodin tidak larut dalam pelarut air, kalium iodida, etanol, kloroform, diklorimetana. saat kalium iodida, ditambahkan diklorimetana, dan amilum akan menghasilkan 2 fasa, fasa atas berwarna ungu kecoklatan dan fasa bawah berwarna ungu pekat. Kalium iodida, ditambahkan kloroform, dan amilum akan menghasilkan 2 fasa, fasa atas berwarna hitam dan fasa bawah warna ungu serta terdapat cincin warna coklat. pada uji reaktivitas tabung 1 tidak membentuk endapan dan tabung 2 akan membentuk endapan perak.

KESIMPULAN:

1. Perubahan warnanya pada tabung 1 sampai tabung 5 berturut-turut adalah warna coklat muda, coklat pekat, coklat kehitaman, ungu pekat dan ungu pekat serta iodin tidak larut dalam pelarut air, kalium iodida, etanol, kloroform, diklorimetana

2. Jumlah tetes KI pada larutan  adalah Besi (III) nitrat  40  tetes dan pada Tembaga (II) nitrat adalah 40 tetes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun