Pengambilan Keputusan Sentralistik
Keputusan penting, termasuk yang berkaitan dengan strategi militer dan kebijakan domestik, sering kali dibuat secara unilateral oleh Hitler tanpa konsultasi atau masukan dari para penasihatnya. Bahkan ketika pendapat ahli bertentangan dengan pandangannya, Hitler cenderung mengabaikannya dan mengikuti keyakinannya sendiri.
Kultus Kepribadian
Rezim Nazi mempromosikan kultus kepribadian di sekitar Hitler, menggambarkannya sebagai pemimpin yang tidak pernah salah dan harus ditaati tanpa pertanyaan. Ini semakin memperkuat struktur otokratis dan menekan perbedaan pendapat.
Gaya kepemimpinan otokratis Hitler memungkinkan dia untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan cepat, tetapi juga mengarah pada kebijakan-kebijakan yang buruk dan destruktif karena kurangnya masukan dan pengawasan. Konsentrasi kekuasaan di tangannya memungkinkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang masif dan keputusan militer yang pada akhirnya merugikan Jerman sendiri selama Perang Dunia II.
4. Teori Kepemimpinan Berbasis Kekuasaan dan Pengaruh
Teori ini mengeksplorasi bagaimana pemimpin menggunakan berbagai sumber kekuasaan dan taktik pengaruh untuk mencapai tujuan mereka. Sumber kekuasaan dapat termasuk kekuasaan posisi (legitimasi, reward, coercive) dan kekuasaan pribadi (expert, referent).
Hitler menggunakan kombinasi kekuasaan posisi dan pribadi untuk mengkonsolidasikan dan mempertahankan kontrolnya atas Jerman. Dia juga memanfaatkan berbagai taktik pengaruh, termasuk propaganda, intimidasi, dan manipulasi emosional. Contoh:
Kekuasaan Legitimasi
Setelah diangkat sebagai Kanselir pada tahun 1933, Hitler menggunakan posisi resminya untuk memperkuat kekuasaannya, termasuk melalui pengesahan Undang-Undang Pemberian Kekuasaan yang memberikan otoritas legislatif penuh kepadanya dan menghapus mekanisme check and balance.Kekuasaan Coercive (Pemaksaan)
Rezim Nazi secara rutin menggunakan kekerasan dan ancaman untuk menekan oposisi dan memastikan kepatuhan. Gestapo dan SS berperan sebagai alat teror negara, menangkap, menyiksa, dan membunuh siapa pun yang dianggap sebagai ancaman.Kekuasaan Referent
Karisma pribadi Hitler dan citra yang dibangun melalui propaganda memberikan kekuasaan referent, di mana banyak orang Jerman mengidentifikasi dan mengidolakan dirinya, memungkinkan dia untuk mempengaruhi mereka secara mendalam.Penggunaan Propaganda sebagai Taktik Pengaruh
Melalui kendali penuh atas media dan penggunaan propaganda yang canggih, Hitler dan aparatus Nazi mampu membentuk opini publik dan mengarahkan persepsi masyarakat sesuai dengan agenda mereka. Film, radio, poster, dan acara publik digunakan untuk menyebarkan ideologi Nazi dan membangun dukungan massal.Manipulasi Emosional
Hitler sering memanfaatkan emosi seperti ketakutan, kebencian, dan kebanggaan nasional untuk memobilisasi dukungan. Dia membingkai perjuangan Jerman sebagai perjuangan eksistensial melawan musuh internal dan eksternal, yang membenarkan tindakan-tindakan ekstrem yang diambil oleh rezimnya.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!