Mohon tunggu...
Ester JudikaSimanjuntak
Ester JudikaSimanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB

Mari buat hari mu bahagia dengan membaca berita terkini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemasaran UMKM Digital di Masa Pandemi Covid 19

12 Juli 2021   17:13 Diperbarui: 12 Juli 2021   17:30 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah anda bagaimana sejarah perkembangan UMKM Indonesia saat masa pandemi? Berdasarkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mendata bahwa sebanyak 3,79 juta pengusaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) telah menjadikan platform online untuk sebagai tempat pemasaran produk. Jumlah ini berkisar 8% total pelaku UMKM yang ada di Indonesia yakni 59,2 juta. 

Indonesia memiliki peranan penting dalam perekonomian dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Perekonomian tidak akan membaik bila Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak segera dipulihkan. Ada beberapa UMKM yang mendapatkan banyak keuntungan saat pandemi dan banyak juga yang mengalami kerugian pada masa ini. Menurut kalian, apa yang menjadi penyebabnya? 

Zaman serba digital ini mengakibatkan keharusan bagi setiap orang untuk mengikuti perkembangan digital. Perkembangan digital sangat mendukung hidup serba praktis. Dapat kita lihat dari bagaimana cara orang berbelanja,lebih banyak yang menggunakan aplikasi belanja online dibanding pergi ke pasar yang ramai. 

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang masuk ke dunia digital yang mempermudah transaksi jual beli. Selain itu,digital dapat membuat pasar kita lebih luas lagi dibandingkan berjualan non digital di dalam ruko. Banyaknya cara promosi zaman sekarang membuat beberapa UMKM berkembang dengan sangat pesat. Promosi yang dilakukan diantaranya melalui selebgram,tiktokers dan banyak media sosial lainnya. 

Melalui situs berjualan online,tiap individu bisa mengakses banyak barang pada sembarang waktu. Hal itu dikarenakan laman daring dapat diakses kapanpundan dimanapun. Sehingga,masyarakat tidak perlu keluar rumah dan menghindari risiko jika toto tutup atau masalah yang mungkin terjadi di jalan. 

Banyaknya kasus yang diakibatkan oleh Covid-19 mengakibatkan banyak orang tidak keluar rumah dan memilih Work from Home (WFH). Namun tidak sedikit yang terkena PHK dari pekerjaan nya dan menjadi pengangguran. Maka beberapa orang langsung beralih ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) karena dapat dimulai dengan modal kisaran setengah juta saja. 

Tapi bagaimana dengan para pekerja yang lambat dalam berteknologi dan memakai alat alat canggih? Ini juga merupakan alasan beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak memasukkan barang jualan ke platform belanja online. Kira-kira hal itu dikarenakan oleh apa ya?

Ya,tentu saja, hal itu disebabkan oleh kurangnya literasi dan sosialisasi pada masyarakat mengenai penggunaan teknologi untuk berjualan. Masih banyak pedagang yang memilih berjualan saja dipinggir jalan sambil kepanasan dibandingkan mencari keuntungan lebih dengan belajar berjualan di platform online. 

Apakah acara yang dilakukan pemerintah dapat membangkitkan kinerja UMKM? Tentu saja,sudah banyak pelatihan yang dilakukan pemerintah untuk memberikan pembelajaran mengenai melek teknologi bahkan bantuan untukUsaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sudah diluncurkan . Jadi, kenapa masih banyak masyarakat yang ogah menggunakan situs online? Yuk lihat beberapa alasan yang ada di bawah..  

Dibalik keuntungan dari penjualan online, ada beberapa masalah yang harus dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah menentukan target pemasaran,marketing dan promosi. Tak terlepas diantara itu,masih banyak penipuan yang kerap terjadi saat jual beli secara online. Maka,Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki bisnis online dituntut memiliki banyak testimoni yang baik untuk meyakinkan konsumen. 

Keamanan jual beli online juga masih dipertanyakan karena belum ada platform resmi dari pemerintah agar keamanan data dan informasi digital tetap aman. Terlebih sejak munculnya berbagai berita mengenai kebocoran data digital, masyarakat Indonesia dan juga berbagai bisnis kecil dan menengah yang terdaftar secara digital pun tentu merasa dirugikan. Oleh karena itu, ada beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tidak menggunakan media sosial untuk jual beli secara daring.

Dan yang terakhir kesanggupan untuk memproduksi barang. Setiap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus sanggup memproduksi dalam jumlah banyak jika ingin masuk ke dalam era digital. Karena dalam era digital sutu produk bisa menjadi sangat laris secara tiba tiba. 

Oleh karena itu,dari sekian banyaknya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia ada berbagai cara UMKM untuk memasarkan produknya baik via daring dan juga yang via manual. Namun, keuntungan bisa diperoleh lebih dengan berjualan di situs manual. Jika kamu punya usaha dan ingin memasarkan produk kamu dengan lebih luas silahkan mencoba literasi mengenai pemasaran online. Semoga bermanfaat ya.

Penulis: Ester Judika 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun