Utusan perusahaan tambang adalah berasal dari Sumatera sedangkan petugas birokrasi adalah berasal dari Jawa. Maka sebagai petugas birokrasi yang melayani wajib memahami ketika utusan perusahaan ini berbicara keras dan lantang.Â
Dalam proses melayani dengan adanya perbedaan budaya Jawa yang berbicara lembut dan budaya Sumatera yang berbicara keras, maka terjadi tahapan reaksi atas perbedaan budaya tersebut.
Model yang dapat dipakai untuk memahami situasi tersebut salah satunya adalah yang diuraikan oleh Dr. Milton Bennett terkait reaksi yang dimiliki orang terhadap perbedaan budaya berkisar dari etnosentrisme hingga etnorelativisme :
1. Penolakan: Individu sering tidak melihat perbedaan budaya dan cenderung mengisolasi diri dari kelompok lain.
2. Pertahanan: Individu sering merasa seolah-olah budaya mereka sendiri adalah satu-satunya budaya yang baik, seringkali terdiri dari stereotip negatif dan "kami" vs "mereka".
3. Minimisasi: Individu mulai menemukan kesamaan antara budaya sendiri dan orang dari budaya lain. Pada tahap ini individu mengenali bahwa semua orang adalah manusia, baik mereka memiliki tradisi dan budaya yang berbeda atau tidak.
4. Penerimaan: Individu mampu mengenali dan menghargai perbedaan budaya baik melalui perilaku maupun nilai. Individu mempromosikan keyakinan bahwa budaya sendiri hanyalah salah satu dari banyak budaya yang ada di dunia. Penerimaan tidak berarti kesepakatan - budaya perbedaan dalam tahap ini masih bisa dinilai negatif.
5. Adaptasi: Individu mulai menjadi lebih kompeten dalam cara berkomunikasi dengan orang dari budaya lain dengan melihat dunia melalui "mata" orang lain sehingga komunikasi lebih efektif.
6. Integrasi: Individu dapat memiliki pengalaman budaya lain masuk dan keluar dari pandangan dunia mereka sendiri dengan menjadi mediator budaya. Mereka dapat membantu orang lain memahami budaya yang berbeda dan mempromosikan persatuan antara dua budaya ini.
Merujuk pada contoh petugas birokrasi kementerian dan model kompetensi Dr. Milton Bennett, Â maka sebagai petugas birokrasi jika belum memahami tentang adanya kemajemukan budaya, mungkin akan berpikiran bahwa perwakilan perusahaan ingin membentak ataupun tidak sopan. Ketika petugas birokrasi berpikiran tersebut maka yang bersangkutan berada pada tahap penolakan.Â
Dalam pemikiran petugas birokasi bahwa cara bicara yang benar adalah lembut merupakan salah satu wujud tahap pertahanan. Namun ketika petugas biroksasi memiliki pemahaman bahwa karena berbeda asal daerah, maka petugas mulai minimisasi dan melakukan penerimaan sehingga yang awalnya melihat negatif berubah menjadi positif.Â