Mohon tunggu...
Ester BasaniPanggabean
Ester BasaniPanggabean Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

Topik yang akan saya tulis tentang sains khusus nya bidang kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Amonia (NH3) pada Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O dan Garam Rangkap Cu(NH4)2(SO4)2.6H2O

23 Mei 2023   10:00 Diperbarui: 23 Mei 2023   11:30 3067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar larutan garam + HCL, dipanaskan). 

 Cu(I) maupun Cu(II) adalah spesies ion stabil dalam larutan netral dan larutan alkali tanpa agen pengompleks NH3 atau CN- , dengan penambahan ammonia berlebih, tembaga dapat membentuk ion yang stabil sebagai Cu(NH3)2 + and Cu(NH3)42+. Bilangan oksidasi reduksi dari reaksi Cu(II)/Cu(I) dan Cu(I)/Cu. Potensial oksidasi reduksi Cu(NH3)42+/Cu(NH3)2 lebih besar dari Cu(NH3)2 +/Cu, dimana Cu(NH3)2+ berperan sebagai agen pengoksidasi. Potensial oksidasi reduksi Cu(I)/Cu lebih besar dari hidrogen, dimana Cu(I) dapat direduksi menjadi logam tembaga (Rodiah dkk, 2018).

 Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru dengan struktur kristal triklin. Pentahidratnya kehilangan lima molekul air pada suhu yang berbeda. Kristal ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang kemudian dipanaskan hingga terbentuk kristal.

 Kristalisasi merupakan suatu proses pemurnian dan pembentukan partikel dalam bentuk padatan yang dihasilkan melalui fasa homogen (Fachry dkk., 2008). Salah satu penentu keberhasilan dari proses kristalisasi ini yaitu tercapainya kondisi supersaturasi. Ketika kondisi supersaturasi telah tercapai, banyak inti kristal baru (nukleus) yang akan terbentuk dan kemudian nukleus tersebut akan tumbuh menjadi kristal baru (crystal growth). Kondisi supersaturasi dapat diciptakan melalui metode pendinginan (cooling crystallization). Variabel yang mempengaruhi laju pembentukan kristal adalah suhu, viskositas, kecepatan pengadukan/agitasi, kecepatan pendinginan, adanya bahan tambahan dan pengotor, serta tekanan antar permukaan antara pelarut dan zat terlarut (Dewi, 2012; Nurjanah dkk., 2017). Kondisi suhu dan kecepatan pengadukan yang digunakan sangat mempengaruhi proses pembentukan kristal. Penurunan suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat sehingga dapat menghasilkan kemurnian dan yield kristal yang semakin tinggi, sedangkan kecepatan pengadukan dapat meningkatkan laju pertumbuhan kristal dan hasil kristal yang didapat memiliki ukuran yang relatif seragam (Khairunnisa dkk, 2019).

REAKSI-REAKSI

-)Pembuatan garam Rangkap Cu(NH4)(SO4)2.6H0

* CuSO4. 5H2O (s) + (NH4) SO4 (s) + H0(l) CuSO4 (NH4) . 6H0(aq)

* CuSO4 (NH4)2.6H0 (aq) didinginkan CuSO4 (NH4) . 6H0(s)

-) Pembuatan Garam kompleks Cu (NH3)4. SO4(aq)

* NH3(l) + HO(l) NH4 OH 

* NH3(l) + HO(l) + CuSO4. 5H2O (s) Cu (NH3) 4 SO4. HO (aq)

* Cu(NH3)4 SO4HO(aq) + NH3 dikeringkan Cu(NH3)4 SO4(s) HO dicuci dengan NH3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun