Mohon tunggu...
Esteen Arum Satyani
Esteen Arum Satyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

Mahasiswa semester tiga yang meyukai tantangan dan hal baru untuk bisa mengasah soft skilll lebih jauh. Suka mendengarkan dan suka bercerita.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Analisis Wacana Lisan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Tingkat Sekolah Dasar

18 Juni 2024   09:16 Diperbarui: 18 Juni 2024   09:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Liburan nanti mau jalan-jalan ke pantai, gunung, apa sekalian ke luar negeri nih?"

"Wacana terus aja, orang kita liburnya aja cuma dua hari"

 

Percapakan di atas, mungkin sudah akrab di telinga dan dalam keseharian. Beberapa orang mengungkapkan kata "wacana" sebagai kata-kata yang belum ada kejelasannya. Namun apakah pengguanaan kata "wacana" dalam konteks tersebut sudah tepat?

Apabila ditilik dari berbagai sumber ditemukan pengertian dari kata "wacana" adalah sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan    suatu    hal    (subjek)    yang disajikan  secara  teraturdan sistematisdalam satu kesatuan yang koheren, serta dibentuk dari unsur     segmental     maupun     nonsegmental bahasa. Kemudian dalam KBBI kata "wacana" memiliki pengertian  komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh, seperti novel, buku, artikel, pidato, atau khutbah; kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat; pertukaran ide secara verbal. Disimpulkan kata wacana memiliki pengertian sederhana sebagai rentetan   kalimat   yang berkaitan,sehingga  membentuk  makna  yang serasi   di   antara   kalimat-kalimat tersebut.

Dari banyaknya pengertian mengenai wacana, dibutuhkan cara yang tepat bagaimana seseorang bisa memahami sebuah wacana yang dilontarkan orang lain dengan analisis yang tepat. 

Analisis wacana merupakan proses analisis terhadap bahasa dan penggunaan bahasa  dengan  tujuan  memperoleh  deskripsi yang  lebih eksplisit  dan  sistematis  mengenai apa yang disampaikan, istilah oleh van Dijk dalam karyanya "News as Discourse" yang terbit pada tahun 1988. Berbeda dengan definisi analisis wacana oleh Rankema (2004) yang mengungkapkan bahwa analisis wacana adalah sebagai disiplin ilmu yang mengkaji hubungan antara bentuk dan fungsi dalam komunikasi verbal. 

Namun, di antara dua definisi tersebut dapat ditemukan persamaan bahwasanya analisis wacana lisan menekankan mengenai Bahasa sebagai medium utama dalam proses komunikasi. Keduanya melihat analisis wacana sebagai proses yang memerlukan pendekatan sistematis unutuk memahami komunikasi. 

Ditemukan juga bahwa analisis wacana lisan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana sebuah pesan disampaikan dan dipahami dalam konteks komunikasi verbal.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia wacana dan analisis wacana adalah hal penting yang harus dikuasai sebab kedua hal tersebut berkiatan erat dengan lima kompetensi berbahasa, menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan memirsa. 

Wacana dan analisis wacana bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja, lantas apakah kegiatan ini juga penting dilakukan oleh siswa sekolah dasar khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia?

Memahami dan menganalisis wacana membantu siswa mengembangkan lima kompetensi berbahasa yang esensial: menyimak, membaca, menulis, berbicara, dan memirsa. Berikut beberapa alasan mengapa kegiatan ini penting untuk siswa sekolah dasar:

Pengembangan Kemampuan Membaca: Dengan menganalisis wacana, siswa belajar memahami struktur teks, mengidentifikasi ide utama dan pendukung, serta menangkap makna tersirat. Ini membantu meningkatkan kemampuan membaca mereka secara kritis dan efektif.

Meningkatkan Kemampuan Menulis: Analisis wacana mengajarkan siswa bagaimana menyusun teks dengan baik, memilih kata yang tepat, dan menyampaikan ide dengan jelas. Ini membantu mereka menjadi penulis yang lebih baik dan lebih terorganisir.

Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Menyimak: Dalam diskusi analisis wacana, siswa dilatih untuk menyampaikan pendapat mereka dengan jelas dan mendengarkan pandangan orang lain dengan seksama. Ini memperkuat kemampuan mereka dalam berbicara dan menyimak secara kritis.

Memahami Konteks dan Makna: Dengan mempelajari wacana, siswa dapat memahami konteks sosial, budaya, dan emosional dari teks. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan empati.

Keterampilan Memirsa: Dalam era digital, kemampuan memirsa atau memahami pesan dari media visual seperti video dan gambar juga penting. Analisis wacana membantu siswa mengembangkan keterampilan ini dengan mengajarkan mereka cara mengevaluasi dan menafsirkan informasi yang disajikan secara visual.

Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan analisis wacana sejak dini, mereka tidak hanya akan menjadi lebih terampil dalam berbahasa, tetapi juga lebih kritis dan reflektif dalam memahami berbagai jenis komunikasi. Hal ini sangat penting dalam membentuk mereka menjadi individu yang cerdas dan mampu berkomunikasi dengan baik di berbagai konteks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun