Kegiatan supervisi dapat dibuat dalam bentuk diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan individual, dan simulasi pembelajaran.
Selain tugas-tugas di atas, kepala sekolah juga sebagaileader,yang senantiasa memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga pendidikan, membuka wawasan dua arah, mendelegasikan tugas. Untuk itu, menurut Wahjosumijo seperti yang dikutip oleh Mulyasa, seorang kepala sekolah harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan (Mulyasa, 2013: 115).
Sebagai innovator, kiranya seorang kepala sekolah senantiasa membuat terobosan-terobosan baru yang dapat menunjang dan meningkatkan kualitas segala aktivitas di sekolah. Orang yang inovatif diindikasikan dengan karya-karya yang bersifat konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, pragmatis. Keteladanan, kedisiplinan, adaptable, dan fleksibel juga ciri-ciri yang menggambarkan seseorang itu mampu membuat inovasi di lingkungan tempat kerjanya.
Orang yang inovatif biasanya berusaha mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolahnya. Hal-hal baru seperti moving class,pembelajaran berbasis ICT dilengkapi dengan kecakapan menggunakan program-program komputer tertentu dalam presentasi merupakan contoh konkret pembaharuan di sekolah.
Sebagai motivator, seorang kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada segenap tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Peran ini bisa diwujudkan dengan pengaturan lingkungan fisik yang kondusif dan menunjang pelaksanaan tugas masing-masing komponen sekolah. Apalagi jika ditunjang dengan menciptakan suasana kerja sama yang baik dan sehat serta profesional, orang akan semakin terdorong untuk bekerja dengan lebih giat dan menunaikan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah sesuai job desciption.
Dalam hubungan dengan motivasi juga, keteladanan seorang kepala sekolah dalam hal kedisiplinan sangat berpengaruh. Meningkatkan profesionalisme di sekolah antara lain dengan memupuk kedisiplinan.
Pemberian motivasi atau dorongan perlu juga disertai pemberian penghargaan (rewards) kepada bawahan atau rekan kerja di lingkungan sekolah. Dengan itu setiap komponen dengan sadar bekerja sesuai “tupoksi” (tugas pokok dan fungsi) secara positif dan produktif (Mulyasa, 2013: 122).
Harapan Versus Kenyataan
Semua tugas, peran dan tanggung jawab sebagaimana dibeberkan di atas merupakan harapan yang patut dimiliki dan dibuat oleh seorang kepala sekolah. Namun dengan besar hati perlu disadari bahwa perwujudannya tidak semudah menganggukkan kepala tanda setuju. Ada saja aral rintangan menghadang.
Banyak hal yang dicita-citakan tidak selamanya dapat dibuktikan. Banyak hal yang direncanakan mungkin akan gagal. Kalau toh terpenuhi belum tentu sesuai dengan rencana dan harapan.
Karena itu dalam pelaksanaan tugas, peran dan tanggung jawabnya seorang kepala sekolah harus bermodalkan keuletan dan sikap bijaksana. Sebab memimpin orang baik para guru bawahan dan pegawai serta para peserta didik dengan segala keunikan diri hanya bisa berhasil jika ia dengan sabar dan lapang dada berhadapan dengan segala permasalahan yang bakal menghadang.