Mohon tunggu...
Essya Novarelensia Rizki
Essya Novarelensia Rizki Mohon Tunggu... Dokter - S2 Public Health Student Kader Bangsa

S2 Public Health Student Kader Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Penting Tenaga Kesehatan dan Orang Tua dalam Merubah Perilaku Kebiasaan Anak Menyikat Gigi

31 Oktober 2021   12:23 Diperbarui: 31 Oktober 2021   12:36 4152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia merupakan hal yang mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut berada di sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar diseluruh wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di masyarakat Indonesia adalah karies gigi dan penyakit jaringan penyangga, penyakit tersebut akibat terabaikannya suatu kebersihan gigi dan mulut. Karies gigi terjadi karena demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula.

Perilaku menyikat gigi pada anak harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar dan lamanya menyikat gigi. Anak anak hanya memahami menyikat gigi yang penting gigi sudah disikat. Anak-anak kurang memahami bahwa menyikat gigi harus memperhatikan gerakan menyikat gigi pada setiap permukaan gigi. Terjadinya suatu perilaku karena adanya dorongan dalam diri seseorang yang dikarenakan pengetahuan tentang bagaimana cara melakukannya, dorongan dan dukungan dari orangtua pun berperan penting dalam perubahan perilaku ini. Peran serta orang tua sangat diperlukan dalam hal membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan dan  menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perubahan perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Upaya yang gencar yang dilakukan tenaga kesehatan pun diantaranya dengan metode gadget, pamflet, poster, penyuluhan untuk membantunya perubahan perilaku untuk membantu perubahan perilaku menyikat gigi dan untuk mengurangi prevalensi terjadinya karies.

Ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam perubahan perilaku dalam menyikat gigi, diantara adalah:

  1. Memperhatikan sikat gigi yang digunakan. Adapun sikat gigi yang baik diguankan dadalah sikat gigi dengan pegangan lurus, kecil tidak lebih dari 11 inchi panjangnya, nyaman dipegang. Lepala sikat yang kecil sehingga mudah untuk nmasuk pada semua jenis mulut, bulu sikat kira-kira 1 cm dan kekerasannya sedang atau lembut, sikat gigi harus mudah dibersihkan.
  2. Pemilihan pasta gigi, pasta gigi digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dnegan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan atau mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan fluor.
  3. Metode menyikat gigi adalah cara yang umum dilakukan untuk membersihkan sisa deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Tingkat penyikatan gigi harus dapat memberikan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien terutama pada daerah gusi dan interdental. Pergerakan sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan abrasi gigi. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien waktu. Ada beberapa metode yang ada diantaranya metode vertikal, metode horizontal, metode memutar dan metode kombinasi.
  4. Metode yang sering dianjurkan yang paling efektif adalah metode kombinasi anatar metode vertikal, horizontal, dan memutar.
  5. Frekuensi menyikat gigi yang dianjurkan adalah 2 kali sehari, yaitu setelah sarapan pagi, dan sebelum tidur dengan durasi lamanya menyikat gigi yang dianjurkan adakah 2 menit.
  6. Kunjungan berkala ke dokter gigi pun untuk memeriksakan gigi anak pun harus dilakukan 6 bulan sekali, kemudian instruksi dari orang tua untuk mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula terlalu tinggi kepada anak.
  7. Frekuensi untuk mengganti sikat gigi paling tidak 3 bulan sekali .

Untuk memenuhi semua perubahan perilaku harus dilakukan secara bersamaan dan saling mendukung. Motivasi dari semua pihak berperan serta dalam perubahan perilaku menyikat gigi ini untuk membentuk Indonesia anti karies.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun