Mohon tunggu...
Essther IC
Essther IC Mohon Tunggu... -

I Can Do All Thing Through Him Who Strengthens Me

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

7-7-'12 ... Mitos Atau Fakta Korupsi

16 Juli 2012   07:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:54 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sebagian orang menunggu- nunggu tanggal ini. Kalau bahasa alay jaman sekarang , tanggal cantik dan bersejarah. Kalau orang punya handphone baru , pasti akan mencari namnya nomor cantik. Nah , kalau yang ini orang akan mencari tanggal yg cantik untuk hari pernikahan. Tepat di tanggal 7- 7- 2012,  saya menghadiri undangan bersejarah pernikahan  teman  saya, disalah satu kota dipulau jawa. Dan tepat ditanggal ini pulalah, bersama rekan-rekan yang lainnya, kami melakukan perjalanan wisata disalah satu tempat wisata di jogja bagian selatan. Kurang lebih jam menunjukan pukul 17:...  yang artinya perbatasan antara sore dan malam yang akan siap berganti. Angin pantai , sudah terasa sekali, udara dingin dan aroma pantai sudah tercium diperjalanan menuju wisata pantai selatan. Kali ini kami mencoba mencari tempat wisata lain selain pantai parangtritis yg sudah sering dikunjungi. Ritual biasanya yang dilakukan sebelum memasuki salah satu obyek wisata adalah masuk dengan membayar sejumlah tertentu sebagai biaya kontribusi untuk masuk ke wisata. Tiba dibagian retribusi, seorang petugas yang berjaga mendatangi mobil kami . Sapa petugas itu " berapa orang mas ? " Teman  " 8 orang mas " Petugas itu " okey , satu tiketnya Rp. 5.000 mas , jadi total Rp. 40.000 " Dan akhirnya teman saya mengeluarkan uang sejumlah Rp. 40.000 .  Sore itu cahaya matahari sedikit remang-remang krena sudah sore kami tiba disana. Baru saja , sebut saja Gendut, teman saya menerima ticket dan segera menghitung kembalian, petugas retribusi itu sudah lari pergi menjauhi mobil kami, Dan teman saya yang lainnya yg jd driver pun segera pergi. Tiba-tiba , ndut bilang, tiketnya hanya ada 7, sedangkan kami berdelapan, dan sudah membayar 8 orang. Baru kami mengeok kebelakang petugas retribusi sudah malang melingtang tak kelihatan . Ternyata sebuah karcis saja di korupsi, itu lah mengapa dia langsung pergi gitu saja setelah memberi kembalian tiket , dengan menyerahkan tiket ke gendut ditumpuk- tumpuk agar tidak kelihatan jumlahnya. Kesel rasanya, tiket saja dikorupsi, gimana yang lainnya yang jumlahnya lebih besar. Belum selesai rasa kesal kami, tiba-tiba saya lihat harga tiket yang tercantum di kertas ticket masuk , bunyinya "Rp. 4.750" yang artinya lai-lagi ticket kami dikorupsi sejumlah Rp. 250,-" wah.. wahh.... mungkin kecil sih keliatannya , cuman 250,- tapi coba bayangkan apabila dalam satu rombongan bus terdapat 100 orang yang masuk hari itu , 250 x 100 : 25.000, dan coba dikalikan berapa ribu orang yang masuk. Sedih, kesel dan miris rasanya, sudah jumlah ticket dikorupsi, sekarang harga dikorupsi, kenapa ngga sekalian saja harga ticket Rp. 5.000 , jadi tidak menimbulkan namanya praduga yang negatif Yah, smoga ini bisa dijadikan salah satu pelajaran berharga untuk yang lainnya, segala sesuatu yang kecil lama-lama akan menjadi habbit yang tidak baik. Yang akhirnya akan merugikan orang banyak juga. Semoga ini hanya sekali dan terakhir kali pengunjung atau wisatawan dapatkan dari layanan publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun