Artikel kali ini akan memaparkan perkembangan media online di Indonesia. Mulai dari awal kemunculannya hingga keberadaannya saat ini. Pembahasan diberi sub judul dengan keterangan tahun.
Internet (singkatan dari interconnected network) adalah sebuah sistem jaringan yang menghubungkan jaringan komputer dari berbagai belahan dunia. Internet kemudian mengambil bagian dalam perkembangan media pemberitaan di Indonesia, yaitu dengan munculnya media online. Media online -- di Indonesia -- sendiri dibangun oleh sejumlah orang yang tertarik membangun jaringan komputer, yakni Rahmat M. Samik Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Moh. Ihsan, Robby Soebakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan Onno W. Purba.
1990-an: Generasi Pertama Media Online di Indonesia
Republika Online adalah media online pertama yang mucul di Indonesia pada 17 Agustus 1994. Dua tahun kemudian, yaitu tahun 1996, menyusullah tempointeraktif.com (sekarang tempo.co). Tempointeraktif.com saat itu memutuskan untuk aktif di dunia online karena majalah Tempo dibredel ketika rezim orde baru pada tahun 1994. Pada tahun yang sama di tanggal 2 September, Bisnis Indonesia pun memulai perjalanannya dengan platform online.Â
Jauh dari Kota Jakarta, Harian Waspada dari Sumatera Utara menayangkan Waspada Online untuk pertama kalinya pada 11 Juli 1997. Kurang lebih satu bulan kemudian, tepatnya pada 22 Agustus 1997, hadir Kompas.com
Media online generasi pertama di Indonesia saat itu hanya memindahkan konten dari edisi cetak. Kecuali tempointeraktif.com yang pada masa itu tidak lagi memproduksi edisi cetak.
1998: Detik.com sebagai Pelopor
9 Juli 1998, detik.com mengubah sifat media online pada generasi pertama yang hanya memindahkan konten dari edisi cetaknya. Detik.com yang diprakarsarai oleh Yayan Sopyan, Budiono Darsono, Abdul Rahman, dan Didi Nugrahadi, muncul sebagai media online yang otonom. Disebut otonom karena tidak ada media cetak yang menjadi induk dari media online ini.
Tanpa support dari media cetak, detik.com hadir dengan model yang baru. Detik.com memperkenalkan model running news, yaitu penyajian berita ala breaking news yang cepat, ringkas, dan to the point. Sehingga berita yang ada pada detik.com tak selalu memuat seluruh unsur 5W+1H.
2002-2003: Booming Dotcom serta Kejatuhannya
Seiring dengan perkembangan media online, satu per satu bermunculan situs-situs lokal di jaringan media Indonesia termasuk portal berita. Beberapa situs tersebut adalah astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com, dan berpolitik.com, yang mana situs-situs tersebut dibangun oleh pemodal-pemodal berkantong tebal.
Pada tahun 2002, satu per satu situs mulai berguguran karena situs-situs terkait tidak diimbangi dengan pertumbuhan bisnis yang baik. Namun beberapa media online masih bertahan, seperti detik.com, kompas.com, dan tempointeraktif.com.
Setelah 2003: Musim Semi Media Online
Perkara dotcom pada tahun 2002-2003 tidak mengikis semangat para pemilik modal. Hal ini dibuktikan dengan munculnya situs kapanlagi.com pada awal 2003. Kapanlagi.com dibangun oleh Steve Christian sebagai media hiburan yang kemudian berhasil menjadi situs hiburan terpopuler di Indonesia. Tidak berhenti sampai di situ, di tahun 2012 Steve Christian membuat situs yang lebih "serius", yakni merdeka.com.
Selain Steve Christian, Group MNC yang memiliki tiga kanal televisi (RCTI, Global, dan TPI) juga merilis situs okezone.com di tahun 2007. Hadirnya situs-situs ini pasca kejatuhan dotcom menandakan kebangkitan gairah media online di Indonesia. Maka pada tahun 2008, hadir vivanews.com oleh Bakrie. Persaingan antar media online menjadi sangat ketat dan hal ini membuat kompas.com dan tempointeraktif.com melakukan rebranding.
Selapas 2003, situs-situs tampil lebih atraktif dan interaktif. Pada situs, terdapat kolom yang dapat memuat komentar para pembaca. Bahkan sekarang partisipasi pembaca meluas dengan adanya layanan blogging. Hal ini dimanfaatkan oleh detik.com yang kemudian merilis detikblog dan kompas.com yang merilis kompasiana.
sumber :Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H