Mohon tunggu...
Esron Mangatas Siregar
Esron Mangatas Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Berkarya Menjangkau Dunia Dengan Ide Dan Inspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Hari Senin Kurang Disukai?

13 Mei 2024   09:36 Diperbarui: 13 Mei 2024   09:37 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar tidak menyukai hari Senin (sumber gambar: Istockphoto/unsplash.com)

Kurangnya Motivasi: Setelah beristirahat, beberapa orang mungkin kesulitan menemukan motivasi dan energi yang dibutuhkan untuk memulai kembali aktivitas produktif pada Hari Senin. Perasaan malas atau kurang termotivasi dapat membuat orang enggan menghadapi awal pekan. Pasca libur Jumat-Minggu akan membuat tubuh beradaptasi untuk tidak aktif bekerja, maka ketika bertemu hari Senin secara otomatis tubuh dan pikiran akan Kembali bekerja demi tuntutan kerja.

Stigma Budaya: Selain faktor-faktor psikologis dan praktis, stigma budaya juga dapat memengaruhi persepsi terhadap Hari Senin. Media sosial dan budaya pop sering menggambarkan Hari Senin sebagai hari yang membosankan dan menyedihkan, yang memperkuat persepsi negatif terhadapnya. Apalagi bila punya komunitas yang juga 'mager' di Hari Senin, maka lengkaplah ketidaksukaan pada hari Seninnya.

Meskipun banyak yang menganggap hari Senin adalalah hari yang kurang menyenangkan yang berakibat menurunya kinerja. Penting untuk diingat bahwa persepsi negatif dapat diubah dengan pendekatan yang positif dan proaktif. Menerapkan manajemen waktu yang baik, menciptakan rutinitas pagi yang menyenangkan, dan mencari motivasi dalam pekerjaan atau studi dapat membantu mengubah sikap terhadap Hari Senin menjadi lebih positif dan produktif.

Selamat Hari Senin, Ayo Bergerak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun