Bila pemuda mau dan terpanggil mempelajari dan memahaminya maka timbullah kecintaan pada budayanya sendiri. Rasa cinta akan bertumbuh bila telah mengenal dengan sungguh-sungguh tentang adat budayanya.Â
Tidak lagi karena cerita orang lain, tapi karena saya sendiri telah mempelajari dan memahaminya.
3. Tuturkan Dalam Keseharian
Tidak ada cari lain yang cukup jitu tanpa menuturkan bahasamu!
Bila diperhatikan secara detail kita akan menemukan keunikan tersendiri.Â
Hal ini bisa terlihat dari tempo nada bicara, artikulasi, volume suara. Pada umumnya, ada suku-suku tertentu bila dalam berkomunikasi dituturkan dengan nada suara yang lembut, pelan, kuat (atau keras). Ada juga yang kental terdengar dari vokal abjad yang diucapkan yaitu berakhiran o, dan e atau yang lainnya.
Untuk melestarikan budaya bertutur tersebut, cara jitunya adalah ucapkan dalam pembicaraan keseharianmu. Tapi ingat ya, sedikit saran. Bila sedang berkumpul dengan suku lain yang memiliki bahasa yang berbeda.Â
Sebaiknya hindarilah untuk berbicara menggunakan bahasa sukumu dan berhentilah sejenak atau menepilah agar tidak menimbulkan prasangka dari orang lain. Sebab mereka tidak mengerti bahasamu.Â
Sikap menghargai dan menghormati seperti ini wajib dilakukan ya!
Namun, bila hanya satu sukumu yang berbahasa sama denganmu, maka berkata-katalah dengan bahasa sukumu. Hal ini akan menimbulkan rasa cinta, kesatuan dan kebersamaan yang erat. Apalagi bila dituturkan di tempat perantauan jauh dari kampung asal.
Sebab bisa jadi ada pemuda yang mulai tidak mau berbicara lagi bahasa sukunya karena mungkin sudah lupa atau tidak menjadi bahasa yang digunakan dalam keseharian di keluarga.