Lalu apa maksudnya “bintang timur” yang dijanjikan dalam ayat 28 itu? Perlu diketahui bahwa kata “bintang timur” ini muncul hanya 4 kali di dalam Alkitab dan pemunculan pertamanya adalah dalam Yes 14:12.
Yes 14:12 - "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
Note : “Bintang Timur” di sini di dalam terjemahan KJV diterjemahkan dengan kata “Lucifer”.
KJV - How art thou fallen from heaven, O Lucifer, son of the morning! how art thou cut down to the ground, which didst weaken the nations!
Pada abad 4, seorang bapa gereja menafsirkan bahwa Bintang Timur / Lucifer ini adalah nama dari pemimpin setan. Sejak itu seluruh dunia menerima itu tanpa pernah mempersoalkannya. Tetapi ini adalah tafsiran yang salah. Mengapa? Karena konteks dari Yes 14:12 adalah nubuatan tentang raja Babel dan bukannya setan. Memang kata-kata dari Yes 14:12-14 kelihatannya menunjuk pada kejatuhan setan :
Yes 14:12-14 – (12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! (13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. (14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Tetapi persoalannya adalah kata-kata ini bersifat puisi dan karena itu tidak boleh dihurufiahkan. Kalau Bintang Timur / Lucifer di sini mau ditafsirkan sebagai pemimpin setan, lalu bagaimana mengartikan ayat 18-20?
Yeh 14:18-20 – (18) Semua bekas raja bangsa-bangsa berbaring dalam kemuliaan, masing-masing dalam rumah kuburnya. (19) Tetapi engkau ini telah terlempar, jauh dari kuburmu, seperti taruk yang jijik, ditutupi dengan mayat orang-orang yang tertikam oleh pedang dan jatuh tercampak ke batu-batu liang kubur seperti bangkai yang terinjak-injak. (20) Engkau tidak akan bersama-sama dengan raja-raja itu di dalam kubur, sebab engkau telah merusak negerimu dan membunuh rakyatmu. Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya.
Apakah setan bisa dikubur? Apakah setan bisa ditutupi dengan mayat-mayat? Apakah setan membunuh rakyatnya? Kapan dia mempunyai rakyat?Apakah setan mempunyai anak cucu? Karena itu jelas adalah tafsiran yang keliru kalau beranggapan bahwa Bintang Timur / Lucifer di sini adalah setan.
Calvin - Eksposisi yang diberikan oleh beberapa orang tentang teks ini, seakan-akan teks ini menunjuk kepada setan / berkenaan dengan setan, muncul / timbul dari ketidaktahuan; karena konteks secara jelas menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan ini harus dimengerti dalam hubungannya dengan raja Babel. Tetapi pada waktu bagian-bagian Kitab Suci diambil secara sembarangan, dan konteks tidak diperhatikan, kita tidak perlu heran bahwa kesalahan seperti ini muncul / timbul. Tetapi itu merupakan contoh dari ketidaktahuan yang sangat hebat, untuk membayangkan bahwa Lucifer adalah raja dari setan-setan, dan bahwa sang nabi memberikan dia nama ini. Tetapi karena penemuan-penemuan ini tidak mempunyai kemungkinan apapun, marilah kita mengabaikan mereka sebagai dongeng / cerita bohong yang tidak ada gunanya. (Calvin Commentary, hal. 442).
Adam Clarke - Dan sekalipun konteksnya berbicara secara eksplisit tentang Nebukadnezar, tetapi entah mengapa konteks ini telah diterapkan kepada kepala dari malaikat-malaikat yang jatuh, yang secara sangat tidak pantas disebut / dinamakan Lucifer (pembawa terang), suatu julukan yang sama umumnya bagi dia, seperti Iblis dan Setan. Bahwa Roh Kudus oleh nabi-Nya menyebut musuh utama dari Allah dan manusia sebagai pembawa terang, betul-betul merupakan hal yang sangat aneh. Tetapi kebenarannya adalah, teks ini tidak berbicara sama sekali tentang Setan maupun kejatuhannya, ataupun saat / alasan kejatuhan itu, yang dengan keyakinan yang besar telah disimpulkan dari teks ini oleh banyak ahli teologia. Oh, alangkah pentingnya untuk mengerti arti hurufiah dari Kitab Suci, supaya komentar-komentar yang gila-gilaan / tidak masuk akal bisa dicegah. (Adam Clarke’s Commentary on the Bible, hal. 82).