Mohon tunggu...
Humaniora

APA KITA MEMANG HARUS MENYERAHKAN PIPI YANG LAIN UNTUK DITAMPAR?

30 Desember 2015   16:03 Diperbarui: 30 Desember 2015   16:03 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jadi, kalau suatu hari saudara ditampar orang, jangan betul-betul memberikan pipi yang lain untuk ditampar lagi. Itu bodoh namanya! Cukuplah kalau saudara tidak membalas tamparan itu dan tetap mengasihi orang itu.

Perlu diingat bahwa ‘menampar’ merupakan serangan yang tidak membahayakan jiwa. Pada waktu mendapatkan serangan yang tidak membahayakan jiwa kita tidak boleh membalas. Tetapi, kalau serangan itu membahayakan jiwa, orang Kristen boleh membela diri, karena kita juga harus mengasihi diri kita sendiri (Mat 22:39), sehingga kita tidak boleh membiarkan begitu saja diri kita sendiri dibunuh orang.

Dalam kaitan dengan ini, Calvin berpendapat bahwa sekalipun kita tidak boleh membalas, tetapi kita boleh menghindar.

Calvin - Sekalipun Kristus tidak mengijinkan umat-Nya untuk melawan kekerasan dengan kekerasan, tetapi Ia tidak melarang mereka untuk berusaha menghindari serangan yang tidak adil / benar.

Kalau begitu apa sesungguhnya arti dari kata-kata Yesus ini? Untuk mengertinya kita harus menyadari bahwa tamparan pada pipi kanan (sekalipun tidak membahayakan jiwa), tetapi merupakan suatu penghinaan yang besar. Orang yang tidak kidal, untuk memukul / menampar pipi kanan lawannya menggunakan tangan kanannya, harus memukul dengan punggung tangan, dan menurut Barclay ini merupakan penghinaan dobel dibandingkan dengan tamparan menggunakan telapak tangan.

William Barclay – Menurut hukum rabinis Yahudi, menampar orang dengan memakai bagian belakang telapak tangan mengandung arti penghinaan dua kali lipat ketimbang kalau menampar dengan telapak tangan saja. Jadi yang dimaksudkan oleh Yesus adalah : meskipun orang yang dengan sengaja menghina engkau dengan hinaan yang paling berat dan menyakitkan, engkau sama sekali tidak boleh membalas atau mendendam. (PASH – Matius 1-10, hal. 279-280).

Jadi di sini kita dilarang untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Jadi Tuhan menghendaki agar kita sebagai pengikutnya tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan. Memang ini sukar karena secara alamiah kita cenderung untuk langsung membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kita harus berjuang untuk mentaati ajaran Yesus ini. Firman Tuhan menasihati kita :

Ams 24:29 - Janganlah berkata: "Sebagaimana ia memperlakukan aku, demikian kuperlakukan dia. Aku membalas orang menurut perbuatannya."

Rom 12:17-19 – (17) Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! (18) Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! (19) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun