Ia adalah seorang pengarang syair sindiran yang berkarya sekitar tahun 170 M. Ia sangat membenci kekristenan dan dalam satu tulisannya “The Death of Peregrine”, ia menulis :
Lucianus dari Samosata : Ketahuilah, orang-orang Kristen memuja seorang pria pada hari ini, tokoh tersohor yang memperkenalkan tata ibadah baru mereka, dan disalibkan karena hal tersebut… Orang-orang sesat ini mulai dengan keyakinan yang umum bahwa mereka itu hidup kekal selamanya….dan menyembah orang bijaksana yang disalibkan itu, serta hidup menurut hukum-hukum-Nya.
Mara Bar-Serapion.
Ia adalah seorang filsuf Stoa dan karena sesuatu hal ia dipenjara beberapa saat setelah tahun 70 M. Dari dalam penjara ia menulis surat kepada puteranya dan memberikan nasihat kepadanya tentang bagaimana mengejar hikmat. Dalam manuscript suratnya yang tersimpan di Museum Inggris tertulis :
Mara Bar-Serapion : Keuntungan apakah yang diperoleh orang-orang Athena ketika mereka membunuh Sokrates? Kelaparan dan penyakit pes menimpa mereka sebagai hukuman karena kejahatan mereka. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang di Sames ketika mereka membakar Pitagoras? Dalam waktu sesaat negeri mereka tertutup pasir. Keuntungan apa yang diperoleh orang-orang Yahudi ketika menghukum mati raja mereka yang bijaksana? Tidak lama setelah peristiwa itu kerajaan mereka dibinasakan.
Secara adil Allah membalas dendam atas kematian tiga orang bijaksana ini: orang Athena mati kelaparan; Orang Sames dibanjiri air laut; orang Yahudi mengalami kehancuran dan dihalaukan dari negeri mereka, serta hidup tersebar di seluruh dunia. Namun, Sokrates tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran Plato. Pitagoras tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam patung Hera. Demikian pula Raja yang bijaksana itu tidak mati untuk selama-lamanya; ia hidup terus dalam ajaran yang telah disampaikan-Nya.
Note : Raja yang bijaksana dari Yahudi yang dimaksudkan Mara Bar-Serapion adalah Yesus.
Dll (Thallus, Phlegon, Pliny Muda, Seutonius).
Semua ini membuktikan bahwa iman orang Kristen yang percaya Yesus telah mati dan bangkit bukan hanya bahasa iman tanpa dukungan sejarah. Kesaksian Kitab Suci saja seharusnya sudah cukup. Tetapi kalau orang meragukan kesaksian Kitab Suci, kita masih mempunyai sumber-sumber sejarah yang berotoritas untuk membuktikan iman kita.
Karena itu jangan pernah saudara meragukan bahwa pada abad pertama memang benar ada seorang pemuda berumur 33 tahun yang bernama Yesus dari Nazaret yang disalibkan dalam zaman pemerintahan Romawi dan lalu bangkit dari antara orang mati.
Catatan : Koleksi buku-buku rohani karangan Pdt. Esra Soru dapat dilihat di sini : https://www.facebook.com/notes/esra-alfred-soru/buku-buku-rohani-karangan-pdt-esra-alfred-soru/10153578459290879