Mengapa saya sangat berpendapat kontra dengan didepaknya Simon?
1. Simon baru sembuh dari sakit dan cedera, seharusnya PBSI berpikir bagaimana memulihkan kondisinya, bukan mengancam didepak.
2. Dion**** Hay*m Rumb*k*, sang pemain yang sangat dibangga-banggakan oleh pengurus. IMHO, pemain ini memang punya skill bagus, cuma mental bertanding yang tidak menunjukkan semangat juang dan mental juara sama sekali, sorry to say. Pemain yang paling sering menjadi topik bullying di situs bulutangkis nasional ini memang kerap menjadi 'kesayangan' pengurus. Don't know why. Pemain yang disebut dengan julukan "mawar", "sang 60%", "letoy", memang kerap menghuni Round 1 dan Round 2 hampir di setiap turnamen yang diikutinya. Adil kah kalau Simon yang sudah 2 kali sebelumnya mencapai juara super series, didepak, dan mempertahankan sang mawar nya pengurus? Buat apa skill bagus kalau tidak punya JUARA minded? Dan Saya sangat setuju, apabila pemain dimaksud tidak disertakan dalam tim Thomas Cup 2014. Kalau tidak bisa menyumbang poin ya buat apa ikut? Mending beri kesempatan kepada pemain muda seperti Ihsan atau Jonatan Christie.
Dengan pencapaian Simon setelah menjuarai Malaysia Grand Prix Gold dan OUE Singapore Open Super Series 2014, saya sangat berharap Simon bisa bermain stabil ke depannya. Minimal masuk Semi Final setiap turnamen.
Dan plis, jangan mau begitu saja dipanggil ke Pelatnas lagi sebelum pemain medioker sebagaimana dimaksud pada butir 2 di atas, belum dikeluarkan dari Pelatnas.
Memang masih terlalu dini mengharapkan Simon mengembalikan kedigjayaan Men Single Indonesia di mata dunia, karena baru menang 2 kali di awal tahun ini, namun harapan agar Simon bisa bermain stabil sangat pantas diusung. Mengingat partai Men Single merupakan partai yang memiliki prestis tersendiri dibanding nomor lain, sangat wajar kalau masyarakat Indonesia berharap banyak kepada Simon dan Tommy. Semoga Simon menjadi mainstream di dunia bulutangkis sebagai Pemain Bulutangkis Men Single Profesional yang mampu bersaing di kancah perbulutangkisan top dunia.
Bravo Simon!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H