Sedangkan pada sisi yang lain sebagian masyarakat kita juga masih awam atau bahkan tidak memahami politik sama sekali. Masih relatif banyak kelompok pemilih tradisional yang kental dan mudah terpengaruh emosionalnya bila sentimental primordialisme diperdengarkan.
Apapun makanannya yang penting minumannya tetap teh botol....... (seperti motto iklan produk tetentu). Selama stereotif primordialisme seperti ini belum mampu dinetralisir secara bijak maka selama itu pula politik identitas masih laku dimanfaatkan.
Disinilah diharapkan keterlibatan peran kaum elit, tokoh masyarakat, cerdik pandai dalam mendewasakan masyarakat luas sehingga menjadi sepaham dan sepakat mengesampingkan semua jargon yang mengekspolitir politik identitas agar Indonesia bisa segera mencapai cita-cita besar nya.
Perlu selalu diingatkan bersama bahwa bangsa kita Indonesia yang besar ini merdeka karena perjuangaan bersama semua anak bangsa bumi pertiwi ini. Kita tidak mungkin merdeka bila dulu hanya diperjuangkan oleh sekelompok orang saja. Karena itu maka menjadi tidak pantas bila sekarang ada oknum yang coba mengkotak-kotakkan identitas dalam mengisi pembangunan negara ini.
Penutup
Tinggal beberapa hari menjelang tahun 2021, sudah seharusnya kita generasi penerus bangsa ini harus lebih berani lagi bersikap terhadap berbagai bentuk intoleransi, termasuk lebih berani bersikap terbuka dan tegas mendukung pilihan strategi kebijakan pemerintah dalam mengatasi pendemi covid 19 ini.
Sudah saatnya pemerintah harus tegas dan siapapun tidak boleh sesuka hatinya menafsirkan aturan negara menurut versi nya sendiri.
Karena memang untuk itulah pemerintah dipilih secara demokratis. Bagi siapapun yang tidak mau tunduk pada aturan yang dibuat negara sepantasnya mencari kepuasan hukum yang sesuai dengan versi nya di negara lain. Bukan dengan mengorbankan keselamatan masyarakat lainnya. Begitu saja kok repot.
Mungkin ini hanyalah jawaban klise tapi begitulah yang seharusnya dilakukan baru pendemi covid 19 dapat dibasmi dari bumi persada Indonesia tercinta ini.
Semoga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H