Mohon tunggu...
Eni Setyo Rahayu
Eni Setyo Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Pendidikan

Pegiat pendidikan yang setia dengan sastra

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kearifan Lokal: Kekayaan Budaya dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka

22 Juni 2024   20:47 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:04 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Sumatera Utara, misalnya, tradisi lisan seperti pantun dan cerita rakyat dapat dijadikan bahan ajar dalam mata pelajaran bahasa dan sastra. Di Papua, pengetahuan tentang hutan dan alam sekitar dapat diintegrasikan dalam pelajaran sains dan geografi. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pelajaran tetapi juga memperkaya wawasan mereka tentang keberagaman budaya Indonesia.

Selain itu, integrasi kearifan lokal dalam kurikulum juga mendukung pendidikan karakter. Nilai-nilai seperti gotong royong, menghormati orang tua, dan menjaga alam yang terkandung dalam kearifan lokal dapat diajarkan secara langsung melalui materi ajar. Dengan demikian, siswa tidak hanya tumbuh menjadi individu yang cerdas tetapi juga bermoral dan berkarakter.


Masa Depan Pendidikan dengan Kurikulum Merdeka

Pengembangan Kurikulum Merdeka dengan integrasi kearifan lokal merupakan langkah strategis dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia. Melalui pendekatan ini, pendidikan menjadi lebih relevan, kontekstual, dan bermakna. Siswa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan akademis, tetapi juga dengan keterampilan praktis dan nilai-nilai budaya yang kuat.

Dalam menghadapi era globalisasi, pendidikan yang menggabungkan antara kekayaan budaya lokal dan tuntutan global menjadi sangat penting. Kurikulum Merdeka memberikan kerangka kerja yang fleksibel dan adaptif, memungkinkan sekolah dan guru untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa.

Dengan demikian, generasi muda Indonesia diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang unggul secara global namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai budaya mereka sendiri. Melalui pendidikan yang holistik dan kontekstual, mereka dapat menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kebanggaan terhadap identitas budaya mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun