Beda orang tua, maka beda pula cara asuhnya. Jika kemarin kamu membaca berita tentang orang tua yang kesal dengan Fortnite karena anaknya mengutip ayat dari Alkitab saat merengek minta dibelikan virtual products di dalam game, kali ini ada orang tua yang sangat mendukung anaknya bermain Fortnite. Bentuk dukungannya juga cukup menarik yakni 'menyewakan' pelatih agar anaknya dapat lebih sering menang dalam game besutan Epic Games tersebut.Â
Diceritakan oleh Sarah E. Needleman, salah satu wartawan dari Wall Street Journal, saat ini terdapat sebuah tren di mana para orang tua rela untuk membayar pelatih dengan gaji kisaran 10 hingga 20 USD per jam agar anaknya bisa naik level dan menjadi pemain Fortnite yang lebih baik.
Ally Hicks, salah satu orang tua yang menyewa jasa kursus empat jam untuk anaknya memberi tahu WSJ tentang sudut pandangnya. Menurut dirinya, tekanan yang didapat oleh anaknya tidak hanya keinginan untuk bermain, namun juga hasrat menjadi pemain yang lebih baik dan dapat menang saat bermain.
Hicks juga membandingkannya dengan bagaimana anak-anak ketika berada di sekolah untuk dapat nilai bagus di sana.Â
Kesenangan berbanding lurus dengan kemenangan. Tampaknya kalimat ini memang ada benarnya yah sobat eSports. Intensitas dan kesenangan kita dalam menikmati suatu hal kadang berbanding lurus dengan sesuatu yang kita dapatkan dari hal tersebut, entah itu berupa kemenangan atau mendapatkan sesuatu yang sangat kita inginkan di dalamnya.Â
Tren tentang orang tua yang membayar jasa pelatih agar anaknya bisa lebih sering menang, beberapa telah membuahkan hasil yang bagus loh sobat eSports. Nick Mennen, salah satu orang tua yang menggunakan jasa pelatih untuk anaknya yang berumur 12 tahun mengatakan bahwa saat ini ada perkembangan bagus ketika anaknya bermain Fortnite. Jumlah kemenangannya saat ini bisa mencapai 10 hingga 20 kemenangan.
Menarik yah sobat eSports soal dukungan dari orang tua yang tidak ingin melihat anaknya stress karena terlalu sering kalah saat bermain game. Bagaimana menurut pendapat kamu? Apakah ketika nanti kamu punya anak juga akan melakukan hal serupa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H