Mohon tunggu...
Esports IDN
Esports IDN Mohon Tunggu... -

Memberikan informasi seputar dunia eSport Nasional dan Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

GESC Indonesia Minor: Hajatan Sukses atau Malapetaka?

21 Maret 2018   14:23 Diperbarui: 21 Maret 2018   14:27 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lama dinanti, GESC Indonesia atau lebih akrab dengan sebutan Jakarta Minor ini, akhirnya tuntas juga (18/3). Terselenggara dalam venue akbar sekelas ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, dari sejak perilisan tiketnya, mayoritas fans bahkan tak menyoal harga tiket event resmi Valve perdana di Indonesia dan semua terjual habis dalam waktu beberapa jam saja.

Sayang isu mengenai penampakan event yang terlalu sederhana sempat jadi buah bibir di media sosial, terutama tampilan panggung yang terlihat sederhana bak acara seminar kampus. Apakah benar seperti itu?

Panggung Utama Terlalu Sederhana?

Iya benar, bila yang kamu lihat adalah panggung setengah jadi! Sedangkan penampakannya secara langsung, meski tak kaya embel-embel, namun tampilan panggung GESC Indonesia masih cukup memadai dengan layar proyektor yang mumpuni dan mampu mengakomodasi pandangan penonton dari barisan belakang.

Kapasitas yang disediakan kurang lebih 5.000 kursi yang terisi penuh dan makin berasa sesak bila rombongan atlet idola beriringan masuk ke arena. Kualitas output suara juga cukup menggelegar, meski masih tetap kalah heboh bila dibandingkan sorakan para penonton yang memadati Hall 1 ICE BSD.

Seberapa Profesional GESC Atasi Kendala Teknis?

Berstatus pemain baru dalam kapasitasnya sebagai event organizer, tentu banyak tanggung jawab dan reputasi yang musti diemban oleh GESC. Termasuk di mata Sheever, sang host / caster event, yang turut menyambut baik adanya organizer baru, namun sekaligus mengaku sempat pula berharap terjadinya kendala teknis saat event berlangsung.

Untungnya, ternyata tidak begitu banyak kendala yang meyeruak dan semua hal berjalan cukup lancar. Dirinya pun menambahkan bahwa GESC telah memberikan pelayanan terbaik kepada para talent dan player.

Hal ini juga diamini oleh Ken 'Hotbid' Chen, selaku Producer/ Content Creator, yang juga bekerja untuk ESL dan turut membantu kelancaranan GESC Indonesia Minor. Dia menuturkan bahwa secara umum event ini berjalan baik, yang mana setiap masalah bisa diatasi secara cepat dan seminimal mungkin.

Koneksi yang sempat putus pun nampaknya lebih disebabkan oleh cuaca buruk dan sambaran kilat di area Serpong. Selebihnya, acara dapat berjalan lancar serta seru baik untuk penggemar maupun para talent.

Tidak hanya merangkul Hotbid, sosok lainnya di balik layar yang berkontribusi dalam GESC, ada nama-nama seperti Paul 'RedEye' Chaloner yang biasa menjadi host namun kini memandu produksi acara sebagai Executive Producer.

Bisa jadi ajang GESC jadi tempat uji coba bagi rumah produksi konten eSports (khususnya Beyond The Summit) untuk mengasah kemampuan organizer muda selagi orang-orang berpengalaman bergeser peran untuk lebih mengawasi.

Sepadankah Harga Tiket dan Pengalaman GESC untuk Penonton?

Masih dihantui aroma kecewa dan penasaran terkait tampilan panggung apa adanya, tentunya bagi kelompok yang terlanjur skeptis pasti merasa sia-sia untuk beli tiket VIP seharga Rp1.000.000 karena terlalu berharap suguhan pemandangan bak turnamen premium di luar negeri.

Memang harus diakui ada perbedaan mencolok, namun sederhana serasa tak pantas, padahal kenyataannya sudah jauh dari cukup untuk tumpahkan ekspresi para fans yang menonton langsung.

Bila dikorelasikan, mungkin ada hubungan antara tampilan panggung dengan layanan premium yang disediakan GESC kepada talent serta pemain. Dengan tujuan mendapatkan kepercayaan dan memberikan rasa nyaman bagi para aspek utama turnamen ini, mereka alokasikan dana dengan pertimbangan terbesar adalah kebutuhan para pemain dan talent. Imbasnya, (mungkin) tampilan panggung dan penonton jadi agak sedikit terkorbankan.

Strategi GESC terbilang berhasil karena apresiasi dari para talent dan pemain yang ungkapkan rasa suka cita selama berada di Indonesia, dan ditambah antusiasme fans Indonesia yang ternyata meninggalkan kesan mendalam di kunjungan pertama.

Penilaian Umum GESC

Catatan pertama yang kentara adalah akhir acara yang kurang meriah agak menciderai kelancaran GESC yang sejatinya sudah sangat baik. Tiada letusan konfeti, ataupun sedikit bincang-bincang di atas panggung apalagi interview dengan media setelah pertandingan, yang sebenarnya sangat krusial.

Kabarnya EG harus langsung pergi meninggalkan Indonesia, tapi dari sejumlah footage yang beredar masih sempat melakukan after party. Pihak GESC pun tak rilis klarifikasi apapun mengapa tak ada pertemuan lebih lanjut antara fans, media, dan tim pemenang pasca turnamen berakhir.

Kedua, kurang banyak isi acara dalam GESC membuat para penonton terlalu banyak waktu senggang. Antar pertandingan, penonton akan keluar area venue atau mengunjungi area pameran di Hall 2 ICE BSD. Menurut kami, akan lebih berfaedah bila waktu tunggu pertandingan bisa diisi oleh pihak panitia dengan rangkaian acara kecil dan menarik, apalagi ruang dari Hall 2 ukup luas.

Tak hanya bisa mendatangkan lebih banyak fans jika dihelat sampingan berupa Cosplay Competition atau Mini Quiz bagi para fans. Hal seperti ini bisa meninggalkan kesan positif antara penyelenggara dan pengunjung, serta komunitas player bersama talent yang bisa menikmati sajian hiburan bersama-sama.

Terakhir, kenyamanan fans tidak bisa diajak kompromi dengan alasan apapun. Meski fans bisa menghiraukan cara penyusunan area duduk dan juga bangku yang standar, semata berkat kecintaan besar mereka terhadap DOTA 2 dan para tim pro yang sudah datang. Namun pihak panitia diharapkan bisa mempertimbangkan format (penyusunan dan material) tempat duduk yang lebih bagus ke depannya. Tidak hanya membuat nyaman para fans tapi juga menangkap keramaian dari penonton langsung secara sempurna ketika tertangkap kamera.

Tiada Gading yang Tak Retak

Terlepas dari kekurangan yang tersemat di GESC, fans dan seluruh kalangan pecinta DOTA 2 kudubersyukur dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas kinerja GESC dalam mewujudkan Indonesia Minor edisi perdana. Seperti yang disampaikan oleh Austin 'Capitalist' Walsh, setelah isu regulasi yang diperketat di Filipina, Indonesia jadi incaran potensial untuk menggeser event-event di Asia Tenggara agar terselenggara di tanah air. Mereka pun menyatakan keinginannya untuk kembali dan bertemu para fans yang begitu semangat.

Fans terpuaskan, ekspektasi terbayarkan, para atlet, dan talent merasa nyaman serta event berjalan lancar. Apresiasi fans pada GESC berbicara sendiri, sementara para haters bisa bungkam mulut mereka dan meringkuk di balik keyboard gadget mereka, karena skor 8/10 pantas bagi GESC dengan sajikan Minor terbaik sejauh ini.

GESC Sukses atau Malapetaka?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun