Mohon tunggu...
Nauram Muhara
Nauram Muhara Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis lepas tentang topik aktual.

wartawan, editor, alumnus Fak Psi UGM angk. 86

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

5 Rumah Terancam Ambrol Susulan karena Turap Kali Rusak di TB Simatupang

7 Maret 2017   17:59 Diperbarui: 7 Maret 2017   18:18 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puing dan turap rusak di sisi Barat Kali Mampang di pinggir jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Bentang beton 10 meter turap atas yang patah dan amblas 3,5 meter.
Bentang beton 10 meter turap atas yang patah dan amblas 3,5 meter.
Bagian turap patah dan amblas itu kini meninggalkan ruang besar bawah penopang lantai (growong) di bangunan bagian belakang rumah nomer 25, 26, dan 27. Ruang  itu terlihat sangat tidak stabil dan rapuh karena tinggal tanah lempung merah yang pasti tambah/kembali longsor saat turap bagian bawah "bergerak" lagi.

Jadi selain tak ada kepastian kapan diperbaiki, informasi perbaikan turap hanya setinggi 2 meter (disebut sesuai dengan aturan) yang disampaikan terkesan seadanya dan sangat tidak memadai karena turap yang lebih rusak justru yang di . Maksudnya warga terdampak longsor sebenarnya tak perlu dipusingkan dengan seberapa tinggi turap akan dibangun karena sejak tinggal di lokasi faktanya turap atas yang lalu menjadi tumpuan bagian belakang rumah itu sudah ada.

Akibat tanah diuruk

Turap kali ambrol disumbang penyempitan badan kali dan tanah rendah yang diuruk pengembang (di sisi kiri).
Turap kali ambrol disumbang penyempitan badan kali dan tanah rendah yang diuruk pengembang (di sisi kiri).
Pengikisan turap kali dari pengamatan sedikit-banyak juga disumbang adanya dinding kali baru di depan terowongan. Karena tanggul baru tepat di bawah tanah yang sekarang sudah menjadi milik pengembang Asiana dan beberapa bulan lalu diuruk itu, arus air kencang saat hujan lebat menjadi terarah ke satu area di seberang sisi kali yang menyangga tanah belakang rumah kami.

Salah satu petugas dinas PU Sumberdaya Air yang datang melihat pada 22 Februari 2017 mengatakan bahwa badan kali sebenarnya cukup lebar tapi karena tanggul itu arah arus kali jadi bermasalah. Mantan ketua RT 12 mengatakan arus air begitu keluar terowongan di bawah tol TB Simatupang itu selama ini tak bermasalah karena sebelum diuruk sebagian air lari ke arah tanah Asiana yang dulu lebih rendah.

Tampaknya Asiana memang tidak mau rugi saat sudah membeli tanah yang sebenarnya merupakan bantaran kali. Asiana membangun tanggul di bagian bawah urukannya sampai mentok sehingga memakan  badan kali dan mau tak mau menyebabkan perubahan arus air tadi, khususnya saat debitnya besar seperti pada pagi 21 Februari lalu.

Perubahan debit dan arah arus tadi ikut menyumbang terjadinya longsor, lepas dari turapnya memang sudah tua dan rapuh. Cepatnya kejadian longsor itu mengherankan karena sebenarnya aliran debit air yang besar bukan hanya pagi itu. Selama sekitar 13 tahun saya tinggal di kompleks Wisma Tani terjadi beberapa kali hujan besar, tapi baru pada kejadian kali ini  tembok saya di atas  turap sampai longsor masuk ke kali.

Yang jelas selama ini kami, para pemilik rumah di sisi barat Kali Mampang yang kontur tanahnya naik dan sebagian terjal, tidak pernah menciutkan badan kali. Dan faktanya baru beberapa bulan dinding di bawah lahan yang diuruk Asiana itu dibangun. Sekarang deras arus air itu menjadi masalah karena dulu masih bisa "merembes" dan membanjiri pemukiman di sisi timur kali (yang sudah dibeli Asiana dan diuruk).

Hal itu perlu dipaparkan mengingat perbaikan/pembangunan turap setinggi 2 meter di sisi barat Kali Mampang akan percuma bila soal arah arus air, terutama saat hujan besar, tidak dipikirkan. Sangat boleh jadi arah arus, yang limpahannya sempat membuat air tergenang di depan SPBU Pertanian menjelang dini hari 2 Maret 2017 (sumber), membuat turap itu tidak akan bertahan lama dan kembali menyebabkan ancaman longsor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun