Mohon tunggu...
Esp 24
Esp 24 Mohon Tunggu... -

"Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah." (HR Hakim, Tirmidzi)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Singkong Rebus (ECR)

20 Mei 2011   06:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:26 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sore yang cerah di Desa Rangkat....... Terdengar suara rintihan dari rumah sepasang warganya yang baru menikah. "Oooohhh...sakit massssss...pelan pelan dong...." "Sabar Ci sayang....dikiiiitttt lagi..." "Buruan dong...saya dah gak kuat nihhh.... liat tuh sampai berdarah.." Lala yang kebetulan lewat di samping rumah Cah ingusan menyempatkan diri mengintip dari lubang dinding, mungkin karena terlalu penasaran. Maklumlah ia terlalu lama hidup membujang. "Ahh...sialan..." Tampak sedikit kecewa ia mengalihkan matanya dari lubang di dinding ketika dilihatnya Cah ingusan sedang mengeluarkan sepucuk duri kecil dari telapak kaki isterinya yang tampak sedikit berdarah. PLETAKKK....    "Aduhhh...."  Lala menjerit kesakitan setelah sebelah sandal bakiak mendarat di kepalanya. 'Dasar bujang lapuk...kerjaannya ngintip melulu.." Maki Elva dari jendela kamarnya. Satu minggu sudah sejak pernikahan sederhana mereka...Cah ingusan dan Asih tampak hidup bahagia dalam kesederhanaan. Di malam yang syahdu di Desa Rangkat..... Tampak si Bocing sedang duduk di teras rumah bersama isterinya. "Ci... aku mau merantau.." "Ah ada ada saja kau mas.." "Aku serius...di sini aku merasa tak berguna...tak bisa membahagiakan mu..,tak bisa memberikan apa yang selayaknya kau terima..." "Aku tak menginginkan apa apa...." "Bohong...dalam hatimu kau pasti ingin seperti mereka juga.. ingin makan enak, pakaian bagus, perhiasan, kendaraan..., lihat lah.. utk memberimu makan yang layak saja aku tak mampu...tiap hari kita hanya makan singkong rebus...dan ini adalah singkong terakhir makan malam kita..." "Aku gak butuh semua kemewahan itu mas..aku hanya butuh kasih sayangmu...walaupun yang kita makan hanya singkong...namun itu sudah cukup membahagiakanku...." "Bulshitt....noncent....I  dont believe...ora percoyo aku Ci...kau terpaksa mengatakan semua itu hanya karena takut kepadaku...aku memang suami yang tak berguna..."  Isak si Bocing sambil membenturkan pelan keningnya ke tiang rumah. "Lho masss.... jangan... cep.. cep.. cep... diam ya sayang... sumpah aku tak membutuhkan semua itu... aku hanya butuh mas tetap berada di sampingku...aku sudah sangat bahagia kok.."  Bujuk Asih sambil mengelus-elus rambut suaminya dalam pelukannya. "Benerrr..." Si Bocing melirik dari balik ketiak isterinya. "Bener...." Jawab Asih sambil mengerling genit. "Kita makan malam di kamar aja yuk...???"  Rengek si Bocing. Asih hanya mengangguk sambil tersenyum sumringah. Dan....... cerita mereka berlanjut ke sensor...... Di pagi yang cerah di Desa Rangkat..... Kembali Si Bocing duduk di teras bersama isterinya. Menghadapi sepiring singkong rebus yang tadi malam tak jadi mereka makan. Tampak wajah mereka berdua ceria sekali..... "Eleuuuh....eleuuuuh....pengantin baruuuu...mesra banget.." "Iya...  bikin iri aja ya Mom...???" Sapa Mommy dan Bunda Selsa yngg kebetulan sedang jogging lewat di depan rumah Cah ingusan. Akhir-akhir ini mereka berdua terlihat kompak sekali, mungkin dikarenakan nasib mereka yg sama-sama kesepian, ditinggal Pak Kades dan Pak Rt yg sedang keluar tugas keluar kota tapi gak pulang pulang. "Ehh...Mommy dan Bu Rt... mari mampir...nyicipi roti sumbu buatan saya..."  Asih berbasa basi. "Wahh... kebetulan...saya tadi memang lupa sarapan...." Sambut Mommy sambil mengelus elus perutnya. "Lho.. kok sama ya Mom... saya juga..." Timpal Bu Rt sambil menggaruk garuk kepalanya. "Eh.. tapi kami gak bisa lama lama nih jeung Asih...route nya masih panjang..dibungkus aja ya....ini kebetulan saya bawa kresek..."  Tampak Mommy mengeluarkan selembar plastik kresek dari balik kaus ketatnya. Setelah mencomot hampir semua singkong rebus yg ada di piring, ke dua ibu ibu jablay itupun berlalu sambil mengucapkan terimakasih. Melihat gelagat si duo jablay itu, sepasang suami isteri itu pun hanya tersenyum. "Wahhh....tinggal sepotong nih Ci...kita suap suapan aja yuk...sepotong berdua..." Canda Si bocing. Baru saja ia ingin menyuap potongan terakhir singkong nya, muncul seorang anak kecil sedikit berlari, dengan garis iler yang masih melintang di pipinya ia berteriak, "Bagi dong singkong nya Om...Depe belum sarapan nihhh..."  Rengek Depe kecil. Dengan terpaksa Si Bocing pun menyerahkan singkkong terakhir yang ada di tangan nya. Tinggal lah sepasang suami isteri itu terbengong. Padahal itu adalah sepiring singkong terakhir mereka. "Dasar belum rezeki..." Bisik Asih sambil tersenyum "Udah gak apa apa...hmmm....kita sarapan yang kayak tadi malam aja yukk...??"  Bisik Si Bocing sambil mengerling  genit. Seperti biasa...., isterinya pun hanya menjawab dengan anggukan dan senyum sumringah. Dan......cerita mereka pun berlanjut ke sensor.......... Hehehe............

_________________________________________________________________

DESA RANGKAT  menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda,  datang, bergabung  dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun