Targetnya pun sebaiknya bukan hanya untuk dikonsumsi di restoran Indonesia, melainkan juga untuk dibuat di rumah mereka. Untuk merealisasikannya, pemerintah Indonesia tentu harus menggandeng diaspora.
Bagi diaspora Indonesia, program “Indonesia Spice Up The World” bak pucuk dicinta ulam tiba. Demikian juga bagi Indonesian Diaspora Network Global atau IDN Global, yang memang salah satu misinya berfokus pada promosi kuliner Indonesia.
Beberapa hari yang lalu, lewat program working group kuliner “Dialog Interaktif Diaspora Seri Gastrodiplomasi”, mereka menyelenggarakan sebuah webinar, menyuguhkan tema diskusi “Peran Diaspora Dalam Gastrodiplomasi Indonesia”, dan mendatangkan Menteri Parekraf Sandiaga Uno, Robert Manan (pendiri Indonesia Culinary Institute), Indra Kataren (pendiri Adi Gastronom Indonesia), dan Budiono Sukim (MasterChef The Professionals 2021, UK).
Dalam webinar tersebut, President IDN Global Kartini Sarsilaningsih menyampaikan bahwa diaspora Indonesia merupakan duta-duta yang selalu bisa diandalkan untuk melakukan promosi kuliner Indonesia.
Ini sebenarnya sudah mereka lakukan, melalui restoran yang mereka buka, produk yang mereka impor dari Indonesia, workshop yang mereka buat, termasuk jamuan makan yang mereka suguhkan kepada rekan kerja mereka. Artinya, tanpa disadari, mereka telah melakukan gastrodiplomasi di tempat mereka tinggal.
Gastrodisplomasi adalah strategi yang handal untuk memperkenalkan budaya sebuah negara. Italia adalah contoh salah satu negara yang sukses.
Kalau Italia bisa, Indonesia tentu juga bisa. Namun, Indonesia harus mempunyai strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, terutama dengan diasporanya.
Dalam hal ini, IDN Global merupakan wadah diaspora, yang bekerja secara global, yang hasil kerjanya tentu akan lebih maksimal. Apalagi sudah ada kerja sama langsung dengan pemerintah daerah. Ini penting, sebab setiap daerah memiliki keunikan dan itu merupakan kekuatan sekaligus aset Indonesia.
Sudah sejauh mana kekuatan gastrodiplomasi Indonesia saat ini?