Menurut catatan Fray Bernandino de Sahagun (1547-1577), dalam mitologi Nahuatl, Xolotl adalah seorang dewa. Ia saudara kembar dewa Quetzalcatl.Â
Xolotl menolak kematian. Utuk menghindar dari kematian itu, ia melarikan diri dari sang pencabut nyawa, kemudian ia mengubah dirinya menjadi tanaman jagung, lalu menjadi tanaman maguey, dan terakhir menjadi axolotl.
Namun, berdasarkan kepercayaan penduduk, menurut cerita para orang tua, axolotl berasal dari seorang wanita yang meminta menjadi ikan, karena menolak menikah dengan seorang laki-laki yang tidak ia cintai.Â
Suatu hari ia pergi mencuci baju ke sungai. Dia sana ia berdoa sambil menyebut "axotitla, axotitla", maka berdatanganlah berbagai jenis hewan amfibi. Tak berapa lama kemudian ia pun menjadi ajolote, masuk ke dalam sungai, lalu pergi bersama hewan-hewan air lainnya.
Bagi Meksiko, ajolote merupakan binatang amfibi yang menjadi salah satu simbol budaya mereka.Â
Pada masa imperium Aztek, ajolote dianggap hewan suci, karena dipercaya sebagai penjelmaan dewa Xolotl.Â
Kisah tentang Xolotl dan Axolotl dicatat dalam mitologi Meksiko. Banyak penulis tenar Meksiko yang mengangkat cerita mengenai amfibi yang satu ini, di antaranya Salvador Elizondo, Juan Jose Arreola, Octavio Paz, dan Jose Emilio Pacheco. Bahkan penulis Argentina Julio Cortazar dan penulis Amerika Serikat Frank Herbert pun pernah bercerita tentang ajolote.
Apakah ajolote sama dengan salamander?Â
Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita membedakan penggunaan nama salamander yang merujuk pada jenis spesies atau keluarga yang berbeda.Â
Sebut saja salamander1, yang bernama lengkap salamander harimau, yang merujuk pada spesies ambystoma tigrinum, yang dikategorikan ke dalam genus ambystoma dan keluarga ambystomatidae.Â