Ada beberapa cara untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri. Pertama, lewat studi. Setelah mengambil studi di satu negara, kita akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Akan ada banyak kesempatan dan pilihan, karena kita mempunyai akses langsung ke banyak hal dan kontak dengan banyak pihak.Â
Salah satu narasumber, seorang dosen di Taiwan, menjelaskan bahwa ia pergi ke sana untuk studi S2 dan S3. Tak lama setelah lulus kuliah, ada tawaran untuk menjadi dosen pada satu program internasional; mereka membutuhkan dosen asing.
Kedua, dikirim ke luar negeri oleh perusahaan kita. Narasumber kedua, yang bekerja di perusahaan penyedia jasa migas di Kuwait, bercerita bahwa setelah lulus kuliah ia bekerja di sebuah perusahaan asing di Indonesia.Â
Setelah beberapa tahun bekerja, ia dikirim perusahaan untuk satu proyek di Qatar. Dari Qatar ia dikirim ke Dubai, dan dari situ ia dikirim ke Kuwai.
Ketiga, karena tertarik pada bahasa. Narasumber ketiga, yang bekerja di Korea, mengatakan bahwa awalnya ia suka pada drakor-drakor di televisi, lalu tertarik belajar bahasa korea. Ia pun belajar secara autodidak.Â
Pada suatu hari ia melihat ada tawaran kerja, sebuah program G to G. Ia pun melamar, ikut tes bahasa, lulus tes, dan dikirim ke Korea.
Keempat, lewat agen. Narasumber keempat, yang bekerja sebagai PRT di Makau, bercerita bahwa, karena tak mempunyai ketrampilan khusus apapun, satu-satunya cara mendapatkan penghasilan yang lebih baik adalah bekerja sebagai PRT di luar negeri.Â
Ia pergi ke Taiwan; sempat bekerja di Singapur dan Hong Kong, sebelum di Makau (sudah 10 tahun). Di Makau sebenarnya ada banyak pilihan, seperti bekerja di hotel, spa, restoran, dan lain sebagainya.Â
Namun, ia memilih tetap menjadi PRT karena jam kerja yang stabil (pagi sampai sore); ini diperlukan karena ia aktif dalam organisasi yang memberikan bantuan kepada para buruh di sana, terutama di bagian paralegal.
Tantangan-tantangan bekerja di luar negeri