Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Sistem Angkutan Umum di Paris, Banyak yang Bisa Kita Pelajari

10 Desember 2021   10:25 Diperbarui: 11 Desember 2021   06:15 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trem di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Paris memiliki sistem angkutan umum terbaik di dunia. Baik kereta bawah tanah metro, kereta RER (Reseau Express Regional 'Jaringan Ekspres Regional'), trem, maupun bus merupakan angkutan umum yang aman, efisien, dan mudah digunakan.

(Hampir) semua penduduk Paris lebih memilih naik angkutan umum daripada mobil pribadi, bahkan ketika mereka pergi menonton pertunjukan sebuah opera sekalipun (dengan pakaian elegan).

Bagi penduduk Paris, memilih naik metro (nama ini sebenarnya berasal dari penggalan kata Metropolitain), kereta, trem, atau bus, bukan persoalan tidak bisa naik taksi (alasan keuangan), tetapi memang benar-benar nyaman dan kendaraan umum tersebut tiba tepat waktu sesuai dengan jadwal. 

Orang-orang naik taksi hanya dalam keadaan tertentu, seperti pada malam hari dan jarak ke halte bus atau stasiun kereta atau trem cukup jauh.

Tambahan lagi, naik angkutan umum di sana tidak berdesak-desakan (hanya pada jam-jam sibuk). Supir bus tidak pernah ugal-ugalan di jalan dan cara mengemudikan bus pun sangat baik. 

Selain itu, kita bisa mempersiapkan waktu untuk perjalanan kita, karena bisa dicek pada app (bernama RATP) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk tiba di satu tempat, dan itu benar-benar terjadi.

Champs-Elysees Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Champs-Elysees Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Bagaimana Paris bisa memiliki sistem angkutan umum yang begitu baik?

Sejarah perkembangan sistem angkutan umum yang panjang

Baiknya sistem angkutan umum di Paris bukan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba. Semua yang mereka miliki sekarang sudah dimulai dari banyak dekade yang lalu; pembangunan infrastruktur dan perkembangan layanan angkutan umum sudah memakan waktu cukup panjang. 

Misalnya, bus sudah ada sejak tahun 1662. Adalah matematikawan Blaise Pascal, orang yang menawarkannya dengan kereta kuda. Meskipun hanya bertahan beroperasi selama 15 tahun, karena naiknya tarif hanya bisa dijangkau masyarakat kelas atas, ide Blaise Pascal telah membuka mata banyak orang.

Layanan bus baru benar-benar "stabil" mulai satu setengah abad kemudian. Pertama muncul di Bordeaux, dengan nama omnibus (yang berarti 'untuk semua') pada tahun 1812; tak lama kemudian ditawarkan di Paris (hampir bersamaan waktunya dengan London dan New York). Karena terlalu panjang, kata omnibus dipendekkan menjadi bus, nama yang kemudian digunakan (hampir) di seluruh dunia.

Pada tahun 1830-an dibuat jenis bus bertenaga uap dan bus troli listrik, lalu pada tahun 1895 dikembangkan bus (juga mobil) pertama bermesin pembakar internal. Setengah abad kemudian dihasilkan bus seperti yang kita kenal sekarang. Saat ini ada 351 line dengan total jarak yang dilalui hampir 4 ribu km.

Trem di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Trem di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Mengenai trem, keberadaannya di Paris berkat seorang insinyur Prancis bernama Alphonse Loubat, yang telah sukses membantu mengembangkan teknologi trem dan infrastrukturnya di New York. 

Ketika ia kembali ke Prancis, ia diberi kepercayaan untuk membangun trem di Paris. Jalur pertama dibuat pada tahun 1853 dan mulai dioperasikan pada tahun 1855.

Pada tahun 1890, sudah dibangun 17 jalur dan setiap tahunnya mengangkut 72 juta penumpang. Namun, pada akhir tahun 1920-an diputuskan untuk dihapus; trem terakhir beroperasi pada tahun 1937.

Pada tahun 1992 trem kembali digunakan di Paris, untuk melengkapi layanan angkutan umum di sana. Saat ini ada 11 line dengan total jarak yang dilalui lebih dari 100 km; dalam waktu dekat ada tiga line yang akan dibangun dan rencana perluasan beberapa jalur.

Tentang metro, angkutan umum yang paling dominan di Paris dan sekitarnya (Paris Metropolis), diawali dengan rencana memberikan tambahan layanan kepada para tamu Olimpiade tahun 1900 di Bois de Vincennes. 

Pemerintah kota Paris membuat kesepakatan dengan Paris Metropolitan Railway Company (cikal bakal RATP, perusahaan pemerintah yang menangani seluruh layanan angkutan umum di Paris Metropolis) untuk membangun jalur kereta bawah tanah dari Porte Maillot ke Porte de Vincennes (Line 1); dimulai 4 Oktober 1898 dan selesai (diresmikan) 10 Juli 1900, tetapi mulai beroperasi sembilan hari kemudian. Dalam waktu 5 bulan, jumlah penumpang yang diangkut mencapai 4 juta.

Satu jalur metro di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Satu jalur metro di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Setelah itu, pembangunan jalur metro terus-menerus dilakukan. Pada tahun 1933 metro sudah bisa menjangkau wilayah di sekitar kota Paris (dengan Line 9). Selama Perang Dunia II, pembangunan Line 11 sempat terhenti. Pada waktu itu Prancis di bawah kekuasaan Jerman dan Jerman mempunyai rencana untuk menjadikannya sebagai pabrik senjata bawah tanah.

Pada tahun 1948 pemerintah membuat sebuah undang-undang mengenai pengorganisasian dan koordinasi angkutan umum di wilayah Paris. Lalu, didirikanlah Kantor Regional Transportasi Paris dan RATP. Metro pun semakin berkembang; satu yang terpenting adalah ketika diresmikannya Line 14 pada tahun 1998, dengan menggunakan sistem automatik dan kereta berkecepatan rata-rata 40 km/jam. Selama tahun 2007-2012, semua line sudah berhasil diautomatisasikan.

Perkembangan terakhir adalah dibukanya stasiun Mairie de Saint-Ouen, Saint-Ouen, dan Pont-Cardinet pada akhir tahun 2020, yang diharapkan dapat mengangkut 200 ribu penumpang setiap harinya. 

Pada awal tahun 2021 dibuka stasiun Porte de Clichy. Keempat stasiun baru itu dibuat untuk memperluas Line 14. Seperti stasiun-stasiun lainnya, di keempat stasiun tersebut disediakan akses penuh bagi penyandang disabilitas.

Saat ini ada 14 line, dengan total jarak yang dilalui 219 km (169 km di dalam kota) dan 304 stasiun. Dalam waktu dekat direncanakan akan dibangun 4 line baru. Untuk kereta RER ada 5 line, dengan total jarak yang dilalui 587 km dan 257 stasiun. 

Interior stasiun metro di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Interior stasiun metro di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Seluruh layanan angkutan umum (metro, RER, bus, dan trem) berada di bawah RATP, perusahaan negara yang bertanggung jawab untuk mengoperasikannya, termasuk pengembangannya di wilayah Paris Metropolis.

Pada tahun 1959 dibentuk Syndicat des transports d'Ile-de-France (STIF) yang memiliki wewenang untuk mengelola jaringan angkutan umum di Paris Metropolis, yang pada tahun 2017 berganti nama menjadi Ile-de-France Mobilites (IdFM). 

Pembentukan STIF bertujuan untuk memastikan terintegrasinya pembangunan dan pengembangan layanan angkutan umum di wilayah Paris Metropolis. Itu sebabnya, karcis metro juga berlaku untuk bus dan trem; tarif karcis eceran RER tergantung zona (lebih jauh, lebih mahal), tetapi kartu langganan bulanan berlaku sama.

Bus di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Bus di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Perencanaan yang baik dan matang dari pihak pemerintah

Dari perkembangan sistem angkutan umum di Paris Metropolis (karena sudah terintegrasi), kita bisa melihat adanya perencanaan yang berkesinambungan. Prancis memang memiliki teknologi maju dan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk pembangunan kota. Itu salah satu kelebihan mereka. 

Namun, perencanaan yang matang dan perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus merupakan faktor yang sangat penting. Hal terpenting kedua adalah memiliki sistem yang terintegrasi, baik dalam pengoperasian maupun pengembangan.

Pemerintah kota Paris memang menangani masalah angkutan umum dengan sangat serius. Setiap tahun sebagian besar anggaran dicadangkan untuk meningkatkan perbaikan kondisi lalu lintas dan kenyamanan penumpang. 

Pemerintah juga memikirkan elemen-elemen penting lainnya untuk menciptakan layanan angkutan umum yang berkualitas, seperti: infrastruktur yang baik (jalan, stasiun, halte, lampu, rambu-rambu, jembatan, lift, dan lain-lain), undang-undang lalu lintas, undang-undang proteksi masyarakat, dan lain sebagainya.

Pemandangan satu jalan di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.
Pemandangan satu jalan di Paris. Foto: Dokumentasi pribadi.

Harus diakui bahwa Paris Metropolis memiliki angkutan umum berkualitas dan melakukan perawatan secara regular, supir-supir yang mempunyai skill dan patuh pada peraturan, akses untuk penyandang disabilitas, akses lainnya (kereta bayi), prioritas bagi para manula dan ibu-anak, ticketing system yang ramah dan transfer yang baik. 

Untuk semua layanan itu, penduduk cukup membayar (harga karcis langganan bulanan) 75 euro (sekitar 1,2 juta rupiah).

Tak heran pada tahun 2018, berdasarkan survey McKinsey&Company, Paris Metropolis menduduki ranking ketiga terbaik dalam kategori Angkutan Umum (penilaian pada infrastruktur, keterjangkauan, efisiensi, kenyamanan, dan keamanan).

Dengan rencana-rencana perbaikan dalam waktu dekat, bukan tidak mungkin angkutan umum di Paris Metropolis pada Olimpiade 2024 nanti akan menjadi lebih efisien, mudah diakses, dan nyaman. Bagi para turis, ini bisa digunakan sebagai sarana untuk berkeliling kota.

Mexico City, 9 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun