Ia menulis puluhan puisi dan esai, berbagai buku, novel, antologi, dan banyak lagi. Di antara karya-karyanya yang terkenal (menjadi bacaan wajib dan bahan diskusi) antara lain: Â El laberinto de la soledad, Aguila o sol, El arco y la lira, Las peras del olmo, Entre la piedra y la flor, Conjunciones y disyunciones, Ladera este, El mono gramatico, Corriente alterna, Vislumbres de la India, La llama doble, Los hijos del limo, Libertad bajo palabra, Apariencia desnuda: la obra de Marcel Duchamp, dan Piedra de Sol.
Bagi Meksiko, bahasa yang digunakan Octavio Paz merupakan bentuk bahasa spanyol yang sempurna dan menjadi acuan sebagai bahasa orang yang berbudaya.
Mario Molina. Setelah lulus S1 (teknik kimia) dari Universidad Nacional Autonoma de Mexico pada tahun 1965, ia melanjutkan studi S2 di Universitas Fribourg dan lulus pada tahun 1967, lalu mendapat gelar doktor dalam bidang kimia fisik dari Universitas California Berkeley pada tahun 1972.
Ia pionir dan peneliti terkemuka mengenai kimia atmosfer. Pada tahun 1974, bersama F. S. Rowland, memprediksi penipisan lapisan ozon sebagai konsekuensi dari emisi gas industri, utamanya klorofluorokarbon.
Tahun 1976-1986 ia dan tim penelitiannya berhasil mengidentifikasi sifat kimia dari senyawa yang memainkan peranan penting dalam dekomposisi ozon di stratosfer. Mereka juga menunjukkan adanya kelas baru reaksi kimia yang terjadi di permukaan partikel es, termasuk yang ada di atmosfer, serta mengusulkan dan menunjukkan urutan baru reaksi katalitik yang menyebabkan sebagian besar penipisan lapisan ozon di stratosfer kutub.
Penelitian dan publikasinya tentang penipisan lapisan ozon menghasilkan Protokol Montreal, perjanjian internasional pertama untuk menangani masalah lingkungan dalam skala global dan pelarangan pembuatan klorofluorokarbon, yang ditandatangani pada tahun 1987.
Atas perannya dalam studi kimia atmosfer dan menyadarkan masyarakat tentang efek klorofluorokarbon pada lapisan ozon, satu-satunya pertahanan manusia terhadap sinar ultraviolet B, ia dianugrahi Hadiah Nobel dalam bidang Kimia (bersama Frank Sherwood Rowland dari Universitas California Irvine dan Paul Crutzen dari Institut Max Planck) pada tahun 1995.
Mario Molina pernah bekerja di beberapa universitas di Amerika: Universitas California Irvine, MIT (ketika menerima Hadiah Nobel), dan Universitas California San Diego. Dia menduduki jabatan kehormatan di berbagai lembaga akademisi nasional (Meksiko) dan internasional.
Mexico City, 2 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H