Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alfred Nobel, Hadiah Nobel, dan Tiga Penerima dari Meksiko

3 Desember 2021   06:57 Diperbarui: 3 Desember 2021   08:41 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto dibuat penulis.

Hadiah Nobel adalah sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada orang dan lembaga yang dinilai telah memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, khususnya dalam bidang fisika, kimia, fisiologi atau kedokteran, sastra, perdamaian, dan ekonomi. Mereka yang terpilih akan menerima medali emas, sertifikat, dan uang sejumlah hampir 1 juta euro, yang diserahkan oleh Raja Swedia.

Penghargaan itu diberikan Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, Akademi Swedia, Institut Karolinska, dan Komite Nobel Norwegia setiap tahun (upacara penyerahan hadiah dilaksanakan pada 10 Desember, tanggal wafatnya Alfred Nobel), sejak tahun 1901 (untuk bidang ekonomi sejak tahun 1968), sebagai realisasi keinginan Alfred Nobel (ketika ia mewariskan seluruh kekayaannya) seperti yang tertulis dalam surat wasiatnya.

Siapakah Alfred Nobel dan mengapa ia memutuskan agar kekayaan yang ditinggalkannya digunakan sebagai hadiah kepada mereka yang dianggap telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia?

Alfred Nobel lahir di Stockholm pada tahun 1833. Ayahnya seorang insinyur, arsitektur, sekaligus penemu dan industrialis Sweden, dan pada tahun 1838 memutuskan untuk berbisnis di Sankt-Peterburg (Rusia), membawa keluarganya pindah ke sana. Ia mendirikan sebuah pabrik mesin dan persenjataan yang pada waktu itu merupakan bisnis yang sangat menguntungkan. Pada tahun 1859 perusahaan tersebut bangkrut, yang menyebabkan mereka harus kembali ke Sweden.

Di Rusia Alfred Nobel mengenyam pendidikan yang sangat baik dalam bidang ilmu alam dan ilmu budaya. Ketika kembali ke Sweden pada tahun 1863, ia meneruskan penelitian-penelitiannya yang berhubungan dengan bahan-bahan peledak. Seperti ayahnya, ia juga penemu. Salah satu temuannya adalah dinamit, yang --ironinya, akibat ledakan yang tak disengaja-- menyebabkan kematian seorang saudaranya.

Alfred Nobel mematenkan penemuannya (keseluruhan mencapai 355 paten). Ia mendirikan perusahaan untuk memproduksi temuan-temuannya dan memasarkannya di Sweden, Jerman, dan Amerika Serikat. Produk-produknya sangat penting untuk konstruksi, pertambangan, dan industri militer. Bisnisnya sangat maju.

Ia menjadi kaya raya, tetapi juga merasa bersalah atas temuan-temuannya yang banyak digunakan dalam perang. Dari situlah muncul keinginannya, agar semua kekayaannya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Sebagai catatan, ia tidak mempunyai anak dan tak pernah menikah.

Ia juga tertarik pada bidang sastra. Itulah sebabnya, dalam surat warisannya ia menuliskan bahwa seluruh kekayaannya dibagi menjadi lima bagian (yang menjadi dasar pemberian Hadiah Nobel): untuk penemuan terpenting dalam bidang fisika, kimia, dan bidang fisiologi atau kedokteran, kepada orang yang menghasilkan karya sastra yang paling luar biasa, dan kepada orang yang melakukan hal-hal yang terbaik untuk perdamaian.

Dalam surat wasiatnya Alfred Nobel tidak mencantumkan bidang matematika. Banyak orang mencoba berspekulasi mengenai hal tersebut, tetapi sebenarnya tak seorang pun tahu dengan pasti jawabannya. Yang paling memungkinkan adalah bahwa Alfred Nobel tidak tertarik pada bidang matematika, sama tidak tertariknya pada bidang geologi, arkeologi, atau seni.

Namun demikian, ada beberapa matematikawan yang menerima Hadiah Nobel, di antaranya adalah John Nash dan Robert Aumann (keduanya dari Universitas Princeton), John Pople (dari Universitas Northwestern), Herbert Hauptman (dari University at Buffalo), Kenneth Arrow (dari Universitas Chicago), Gerard Debreu (dari Universitas California Berkeley), Leonid Kantorovich (dari Universitas Leningrad), dan John Bardeen (dari Universitas Illinois).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun