Pada tanggal 19 November 2021 Indonesian Diaspora Network Global (IDN Global) telah menyelenggarakan sebuah webinar, membahas aplikasi OpenSID, program yang dapat dimanfaatkan untuk membangun desa digital di Indonesia. Dalam webinar tersebut disampaikan bahwa, sebagai salah satu misinya, IDN Global ingin meningkatkan peran diaspora Indonesia untuk lebih berpartisipasi dalam pembangunan desa.
Mengutip penjelasan Iwan Wibisono, Deputy President IDN Global, diaspora Indonesia yang menetap di Victoria (Australia), hal ini dilakukan untuk mempertemukan harapan para diaspora Indonesia dan masyarakat di Indonesia.Â
Bagi diaspora Indonesia program seperti itu merupakan sarana untuk berpartisipasi dalam pembangunan di tanah air, mengenal Indonesia lebih dalam, kontak langsung dengan masyarakat di Indonesia, serta berjejaring dengan lembaga pemerintah dan non-pemerintah.Â
Bagi masyarakat di Indonesia, diaspora merupakan sumber informasi, pengetahuan, dan ketrampilan, mitra kerja strategis dalam membangun desa, sarana memperluas jejaring di luar Indonesia, serta sarana dan jembatan yang baik dalam mengatasi masalah bahasa, budaya, dan sebagainya.
Untuk memulai proyek pembangunan desa, aplikasi OpenSID dapat dimanfaatkan. Dr. Eddie Ridwan, pengembang aplikasi OpenSID, yang menetap di Victoria (Australia), menjelaskan bahwa aplikasi itu sudah dijalankan sejak tahun 2016 dan terbukti dapat dimanfaatkan untuk membangun desa digital di Indonesia. Dengan menjadi desa digital, layanan menjadi jauh lebih baik, cepat, dan efisien.
Seperti apa aplikasi OpenSID? Bagaimana implementasinya? Seperti apa desa digital itu? Desa-desa seperti apa yang dapat memanfaatkan aplikasi OpenSID?
Eddie Ridwan menceritakan bahwa, setelah pensiun, muncul keinginannya untuk membantu desa-desa di Indonesia. Untuk merealisasikan niat tersebut, tahun 2015-2016 ia menjadi relawan Australian Volunteer for Intenational Development dan pergi ke Lombok. Ia membantu Jaringan Masyarakat Sipil (JSM), sebuah lembaga swadaya masyarakat di Mataram.
Misi JSM adalah ingin membantu desa-desa di Lombok Barat, dalam meningkatkan tata kelola desa, dengan menggunakan sistem informasi desa. Pasa saat itu JSM sudah mengenal satu aplikasi (Combine Resource Institute), tetapi dalam penggunaannya ada banyak masalah. Untungnya aplikasi tersebut bersifat bebas untuk diperbaiki dan dipakai siapa saja.
Eddie Ridwan mengatakan bahwa pada waktu itu ia mempunyai kesempatan untuk membantu JSM dan memperbaiki aplikasi tersebut. Aplikasi yang telah diperbaiki itu diberi nama OpenSID, yang tujuannya memang sesuai dengan misi awal, yaitu digitalisasi sistem informasi desa. Sedikit demi sedikit, nama OpenSID dikenal. Pelatihan-pelatihan pun diadakan (pertama di Mataram).Â