Di Meksiko ada satu tradisi penting untuk memperingati orang-orang yang telah meninggal, yang bernama Dia de Muertos.Â
Dalam bahasa spanyol, dia artinya hari dan muertos artinya orang-orang yang telah meninggal. Meskipun tradisi ini cukup besar, banyak yang tidak begitu mengenalnya.
Namun, setelah film seri James Bond "Spectre" (2015) yang disutradarai Sam Mendes diluncurkan, perayaan Dia de Muertos di Meksiko lantas menggema di mana-mana, juga sampai ke Indonesia.
Perayaan Dia de Muertos di Meksiko semakin dikenal setelah Walt Disney Pictures dan Pixar Animation Studios membuat film animasi "Coco" (2017).Â
Film ini menampilkan secara keseluruhan bagaimana perayaan tersebut dan kepercayaan masyarakat Meksiko tentang orang-orang yang telah meninggal.
Apa sih Dia de Muertos itu? Apakah perayaan itu penting bagi masyarakat Meksiko? Bagaimana kepercayaan masyarakat Meksiko tentang orang-orang yang sudah meninggal?
Dari tiga peristiwa besar dalam siklus manusia yaitu kelahiran-perkawinan-kematian, masyarakat Meksiko melihat kematian sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Itu sebabnya perayaan Dia de Muertos di negara ini cukup besar, yang dilaksanakan setiap tanggal 1 dan 2 November. Namun, pemerintah Meksiko menentukan tanggal 2 November sebagai (hari) Dia de Muertos dan dijadikan hari libur nasional.
Menjelang perayaan tersebut, di rumah-rumah, di kantor-kantor, dan di tempat-tempat umum orang-orang membuat altar yang berisi bunga cempasuchil (disebut juga cempoalxochitl atau cempaxochitl; mexican marigold atau bunga tahi kotok), dupa, lilin, air, garam, makanan dan minuman, kertas manila yang sudah dibentuk, tengkorak dari gula dan manis-manisan, (roti) pan de muerto, serta foto-foto orang yang telah meninggal.
Sejak beberapa tahun yang lalu, di Mexico City, jalan-jalan utamanya dihiasi tanaman cempasuchil. Khusus Paseo de la Reforma, di sepanjang jalan itu juga dihiasi ornamen-ormanen bertemakan "Dia de Muertos dan Monumen El Angel" menjadi pusat dekorasi.
Pada tanggal 1 dan 2 November orang-orang berziarah ke makam keluarga. Penduduk di kota-kota besar seperti Mexico City memang kini tidak semua melakukannya, tetapi di daerah berziarah ke makam keluarga masih terus menjadi satu tradisi penting.Â
Pada tahun 80-90an ada kebiasaan menyewa mariachi untuk bernyanyi di makam. Di beberapa daerah, bahkan mereka berziarah pada malam hari. Makam penuh dengan bunga cempasuchil dan lilin. Kadang diletakkan foto orang yang sudah meninggal itu dan beberapa hal (seperti yang ada pada altar) di dekat nisan.
Mereka percaya bahwa pada hari itu para arwah akan datang mengunjungi keluarga mereka dan menikmati persembahan yang disediakan di altar.Â
Bunga cempasuchil berfungsi sebagai penunjuk jalan menuju rumah keluarga mereka, air untuk menghilangkan dahaga setelah melakukan perjalanan jauh, sementara garam berguna agar jiwa mereka tetap kuat.
Bagaimana Asal Usul Perayaan Dia de Muertos?
Banyak yang menyebutkan bahwa perayaan ini berasal tradisi yang sudah ada sebelum orang-orang Spanyol datang (masa prahispanik).Â
Pada masa imperium Azteka orang-orang mexica memiliki kebiasaan memberikan penghargaan kepada orang-orang yang telah meninggal, yang dilakukan terutama setelah selesai panen (antara September dan November).
Menurut kepercayaan mereka, setelah meninggal jiwa akan melakukan perjalanan menuju suatu tempat.Â
Arkeolog Eduardo Lopez Moctezuma menjelaskan bahwa ada empat tempat yang menjadi tujuan, yaitu: Tonatiuhichan (bagi orang-orang yang telah berkorban dalam pertempuran, upacara, atau melahirkan), Tlalocan (bagi orang-orang yang meninggal karena air), Chichihualcuauhco (bagi bayi-bayi; dan mereka akan dilahirkan kembali), dan Mictlan (bagi orang-orang yang meninggal karena sebab di luar yang disebutkan).
Khusus bagi yang harus mencapai Mictlan, atau dunia bawah, mereka harus melalui satu perjalanan panjang dan akan ditolong anjing xoloitzcuintle ketika akan menyeberangi sebuah sungai untuk mencapai Mictlan.
Michel Olguin dan Myriam Nunez menuliskan bahwa itu merupakan sebuah perjalanan menuju dimensi yang berbeda. Jiwa-jiwa itu akan terus berjalan sampai pada suatu saat mereka menghilang dengan sendirinya.
"Tidak ada kematian yang nyata kecuali sebuah sensasi yang bergerak maju, kemudian menghilang dan seseorang memasuki totalitas impersonal. Kematian tidak tiba-tiba. Itu tidak lain adalah sebuah transformasi yang bertahap sampai mencapai satu titik yang kemudian menghilang, ketika menghilang dari ingatan keturunan mereka atau masyarakatnya."
Seperti yang terlihat pada film "Coco", melalui perayaan Dia de Muertos masyarakat mengingat kembali orang-orang yang telah meninggal. Dengan demikian mereka masih "ada". Sebaliknya, ketika tak lagi diingat oleh siapapun, mereka akan terhapus dari "keberadaan".
Mengenai asal-usul perayaan Dia de Muertos itu, arkeolog Enrique Vela membantah. Ia menjelaskan bahwa katolik, agama yang dibawa orang-orang Spanyol, diadopsi (sebagian besar karena paksaan) masyarakat Mesoamerika.Â
Agama itu ditafsirkan kembali sedemikian rupa, sehingga kita sulit, misalnya, untuk mengetahui apakah tradisi perayaan Dia de Muertos di Meksiko merupakan kontinuitas dari satu ritual masa prahispanik.
Ia setuju dengan hasil penelitian Elsa Malvido, bahwa perayaan Dia de Muertos di Meksiko tidak dapat dilihat sebagai sebuah tradisi yang sepenuhnya diturunkan dari masa prahispanik. Mengapa? Karena beberapa elemen utamanya justru berasal dari tradisi yang dipraktekkan di Eropa.
Perayaan Hari Semua Orang Kudus 1 November telah dimulai pada abad ke-11 untuk memberikan penghormatan kepada para pemeluk agama kristen yang meninggal pada awal kelahiran kristianisme. Sejak abad ke-13 Gereja Roma memasukkan perayaan tersebut ke dalam kalender liturginya.
Pada abad ke-14 tanggal 2 November ditetapkan sebagai Hari Umat Beriman, yang awalnya untuk memberikan penghormatan kepada orang-orang yang telah meninggal akibat wabah penyakit yang melanda Eropa saat itu.
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa di Semenanjung Iberia, selama abad ke-16, orang-orang membawa roti, minuman anggur dan bunga ketika berziarah ke makam.Â
Pada perayaan 1 November, makanan yang disukai orang yang telah meninggal disiapkan. Di Salamanca dan Leon, roti berbentuk tulang dibagikan kepada orang-orang miskin. Sementara, di Segovia, pada perayaan 2 November, dibagikan roti-roti berbentuk orang-orangan.
Ketika orang-orang Spanyol dan Portugis datang ke benua Amerika pada abad ke-16, perayaan 1 dan 2 November diadopsi masyarakat yang telah memeluk agama katolik.
Seperti yang dijelaskan arkeolog Miguel Angel Serrato Cruz, masyarakat prahispanik memang memiliki kultus terhadap kematian.Â
Mereka membuat perayaan dengan persembahan dan nyanyian-nyanyian. Bunga sangat penting dalam upacara ritual mereka, yang salah satunya dijadikan sebagai hiasan pada tempat-tempat suci dan altar persembahan.
Arkeolog Lilian Scheffler menjelaskan bahwa ketika orang-orang Spanyol menguasai Meksiko, kultus terhadap kematian dihancurkan.Â
Namun, kultus terhadap orang-orang yang telah meninggal (termasuk juga pada nenek moyang) bertahan dan berpadu dengan kebiasaan orang-orang Spanyol. Hal ini memunculkan perayaan-perayaan "baru", hasil dari sebuah proses sinkretisasi-modifikasi.
Satu hal yang khas Meksiko kontemporer dalam perayaan Dia de Muertos adalah tengkorak dan rangka manusia yang bernama Catrina.Â
Catrina berasal dari satu figur yang diciptakan Jose Guadalupe Posada (1852-1913), yang bernama Calavera Garbancera, yang digunakannya untuk mengkritik keadaan negara pada saat itu dan kelompok yang menerima perlakuan istimewa, terutama orang-orang berdarah pribumi yang bergaya (ingin menjadi) orang Eropa dan tidak mau mengakui budaya asli mereka.
Catrina baru popular setelah dihidupkan oleh Diego Rivera, sang maestro muralis, lewat karyanya yang berjudul "Suenho de una tarde dominical en la Alameda Central" (Mimpi pada satu Minggu sore di Alameda).Â
Berkat Diego Rivera, Catrina menjadi bagian penting dalam kesenian rakyat Meksiko.
Terlepas dari kepercayaan masyarakat Meksiko bahwa orang yang telah meninggal akan kembali untuk menikmati esensi dan aroma yang ditawarkan keluarga dan kerabat mereka melalui persembahan.
Perayaan Dia de Muertos di Meksiko jelas merupakan sebuah komunikasi antara masa lalu dan dunia kontempoter. Satu tradisi yang perlu dijaga.
Mexico City, 28 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H