Berdasarkan informasi yang diberikan pihak Mont Saint-Michel diceritakan bahwa pada awal abad ke-10 para adipati di Prancis adalah pemerhati gereja dan biara keabasan. Demikian juga dengan adipati Normandy.Â
Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari raja Prancis, ia mengganti pendeta-pendeta yang diangkat uskup Aubert dengan biarawan benediktin di bawah pimpinan Maynard.Â
Maynard membuat peraturan baru bahwa semua biarawan harus hidup dengan amat sederhana, hidup mereka hanya untuk beribadah, dan menutup diri dari dunia luar.
Sejak saat itu Mont Saint-Michel menjadi tempat ziarah penting bagi penganut agama katolik. Mont Saint-Michel pun mendapat banyak bantuan untuk pembangunan biara. Di antaranya, didatangkanlah pendeta William de Volpiano dari Italia. Selain seorang biarawan benediktin, ia seorang pembaharu besar dan memiliki pengetahuan arsitektur yang luar biasa. Ia memoles biara keabasan Mont Sain-Michel dengan gaya arsitektur romanesque.
Ketika Philippe II Auguste menjadi raja Prancis (1180-1223), ia memberikan dana yang besar. Dengan dana tersebut dibuatlah beberapa bangunan baru bergaya gotik. Dengan tambahan bangunan bergaya gotik tersebut, biara Mont Saint-Michel sempurna menjadi sebuah mahakarya arsitektur.
Namun, ketika revolusi Prancis meletus, tamatlah kemegahan biara Mont Saint-Michel. Apalagi, ketika pada tahun 1790 keluar sebuah dekrit yang berisi pelarangan praktek keagamaan. Biara Mont Saint-Michel lantas dijadikan penjara tahanan politik.
Pada abad ke-19, ketika romantisisme muncul, tulisan-tulisan Victor Hugo dan Theophile Gautier menggugah emosi masyarakat.Â
Pada tahun 1862 Mont Saint-Michel dimasukkan ke dalam daftar monumen-monumen bersejarah di Prancis. Tahun berikutnya penjara Mont Saint-Michel ditutup. Kegiatan keagamaan pun kembali diaktifkan.
Tak lama kemudian, pemerintah Prancis pun melakukan restaurasi besar-besaran untuk mengembalikan kemegahan biara tersebut. Arsitektur Paul Gout dan sejarahwan Lucien Bely diikutsertakan dalam restaurasi itu. Biara Mont Saint-Michel kembali difungsikan sebagaimana sebelumnya.
Pada tahun 1965 biarawan benediktin kembali ke Mont Saint-Michel. Komunitas di sekitar Mont Sain-Michel juga dihidupkan kembali. Pada tahun 1979 Unesco mendeklarasikan Mont Saint-Michel, termasuk wilayah perairan di sekitarnya, menjadi situs warisan dunia.