Bolivia, yang pernah dikuasai oleh Imperium Inka dan kemudian menjadi bagian dari jajahan Kerajaan Spanyol, merdeka pada tahun 1825. Seperti yang tertulis dalam konstitusinya, Bolivia merupakan negara plurinasional dan mengakui adanya suku-suku bangsa jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol. Itu sebabnya nama resmi negara ini adalah Estado Plurinacional de Bolivia (Plurinational State of Bolivia). Â
Pemerintahan Bolivia menganut sistem presidensial, yaitu sistem pemerintahan negara republik yang mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dari kekuasaan legislatif.
Meskipun, setelah Konstitusi 2009 berlaku dan Bolivia menolak menyebut dirinya sebagai "negara republik", secara de facto pemisahan kekuasaan tetap menyiratkan bentuk pemerintahan republik.
Menurut catatan, memasuki tahun 2000 Bolivia mengalami krisis ekonomi yang cukup parah, sehingga menimbulkan ketidakstabilan politik.
Keadaan ini menyebabkan munculnya unjuk rasa yang semakin lama semakin besar, bahkan gerakan-gerakan sosial dari berbagai kelompok, seperti kaum petani, petani koka, penduduk asli, penambang, pedagang informal, dan banyak lagi, yang membuat stabilitas ekonomi, politik, dan sosial semakin goyah.
Keadaan tersebut membuat Presiden Gonzalo Sanchez de Lozada, yang kembali terpilih untuk periode kedua, hanya bertahan satu tahun (2002-2003), dan turun setelah terjadi friksi sosial yang dikenal dengan nama "perang gas".
Wakilnya, Carlos Mesa Gisbert, kemudian dilantik menjadi presiden. Namun, karena tidak mendapat dukungan di kongres dan karena ada tekanan politik dari serikat pekerja dan gerakan otonom yang muncul pada saat itu, dua tahun setelah dilantik ia mengundurkan diri dari jabatannya.
Setelah Carlos Mesa Gisbert mundur, Eduardo Rodrguez Veltze dipilih menjadi pejabat presiden sementara (2005-2006). Ia pun mengusulkan untuk segera dilaksanakan pemilihan presiden.
Pada tanggal 18 Desember 2005 diselenggarakan pemilihan presiden. Ada delapan calon pasangan presiden dan wakil presiden, dan Evo Morales Ayma yang berpasangan dengan Alvaro Garcia Linera dari Partai Gerakan Sosialisme menang dengan perolehan 53,74 persen suara.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Bolivia presiden terpilih berasal dari penduduk asli (atau dengan kata lain: tidak berkulit putih). Perlu dicatat bahwa jumlah penduduk asli mencapai 60% dari total penduduk di Bolivia.
Berdasarkan catatan yang dibuat Leonardo Mindez, disebutkan bahwa selama masa pemerintahan Evo Morales, pencapaian indeks ekonomi dan sosial menunjukkan bahwa peningkatan. Dengan kata lain Morales berhasil membuat sebuah pemerintahan dan kebijakan yang baik.