Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Brasil, Rio de Janeiro, dan Beberapa Catatan tentang Negeri Samba

9 Juli 2019   22:29 Diperbarui: 10 Juli 2019   15:13 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imej Putri Isabel I sedang menyerahkan UU Aurea yang telah ditandatangani kepada Barao de Cotegipe karya Victor Meirelles (1888). Arsip Pribadi.

Imej tentang perkebunan kopi dan budak dari Afrika, Itau Cultural Sao Paulo. Arsip Pribadi.
Imej tentang perkebunan kopi dan budak dari Afrika, Itau Cultural Sao Paulo. Arsip Pribadi.
Ada sedikit cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut mengenai produksi gula. Pada masa kolonisasi Portugis dibuat roti khas dari gula tebu yang bentuknya seperti kerucut. Roti tersebut begitu populer pada masa itu, sehingga batu besar yang terdapat di kota Rio de Janeiro kemudian diberi nama Pao de Azucar (dalam bahasa inggrisnya disebut Sugarloaf Mountain), karena bentuknya seperti roti yang dibuat dari gula tebu tersebut.

Pao de Azucar (sebelah kiri). Dokumen Pribadi
Pao de Azucar (sebelah kiri). Dokumen Pribadi
Ada banyak catatan sejarah Brasil yang tidak begitu diketahui banyak orang. Misalnya ketika Napoleon Bonaparte menguasai tampuk pemerintahan Prancis, kekuasaannya bukan hanya berdampak pada politik Spanyol, melainkan juga Portugal.

Pada tahun 1808 Raja Joao VI (dan ibunya Ratu Maria I) terpaksa harus keluar dari Portugis. Mereka memutuskan pergi ke Rio de Janeiro. Kedatangan kerajaan Portugis di Brasil memberikan dampak positif bagi pembangunan di Brasil, salah satunya yang terpenting adalah dibangunnya Banco do Brasil (Bank of Brazil) pada tahun 1808.

Dari tahun 1815 sampai 1822 Brasil menjadi Kerajaan Raya Portugal, Brasil dan Algarve (nama resmi pemerintahan). Setelah kekuasaan Napoleon Bonaparte jatuh (dan Ratu Maria I wafat), Raja Joao VI memutuskan kembali ke Portugal, tetapi putranya, Pedro de Alcantara, terus menetap di Brasil.

Pada tahun 1822 Pedro de Alcantara memisahkan diri dari Kerajaan Raya Portugal, Brasil dan Algarve dan membentuk Imperium Brasil (1822-1889) dan Rio de Janeiro menjadi ibukota imperium. Ia menjadi raja pertama dengan gelar Pedro I, tetapi pada tahun 1831 digantikan oleh anaknya, Pedro II. Pada tahun 1888, anak Pedro II yang bernama Putri Isabel I menandatangani UU Aurea untuk menghapus perbudakan di Brasil.

Imej Putri Isabel I sedang menyerahkan UU Aurea yang telah ditandatangani kepada Barao de Cotegipe karya Victor Meirelles (1888). Arsip Pribadi.
Imej Putri Isabel I sedang menyerahkan UU Aurea yang telah ditandatangani kepada Barao de Cotegipe karya Victor Meirelles (1888). Arsip Pribadi.

Keputusan Putri Isabel ternyata membuat kaum bourgeoisie marah. Pada tahun 1889 terjadi kudeta yang dipimpin oleh Manoel Deodoro da Fosenca, dan pada tahun itu pula Brasil menjadi negara republik dengan sistem federal. Ide ini didukung penuh oleh kaum bourgeoisie.

Seperti yang disinggung sebelumnya, kedatangan kerajaan Portugal di Rio de Janeiro merupakan catatan penting bagi perkembangan Brasil. Selama Raja Joao VI berada di Brazil, ada banyak kemajuan terutama di Rio de Janeiro, baik dalam sistem administratif dan tatakota, ekonomi dan budaya. Brasilpun bukan lagi menjadi sebuah negeri jajahan, melainkan sebuah negara yang berdaulat. 

Real Gabinete Portugues de Leitura, perpustakaan yang dibangun pada tahun 1837. Dokumen Pribadi
Real Gabinete Portugues de Leitura, perpustakaan yang dibangun pada tahun 1837. Dokumen Pribadi
Ketika Brasil berubah dari Kerajaan Raya ke Imperium, sempat terjadi beberapa kemunduran; terjadi krisis politik dan Raja Pedro I dipaksa mundur dan digantikan dengan anaknya, Pedro II, yang pada waktu itu baru berumur enam tahun. Produksi gula tebu jatuh. Akan tetapi, setelah Raja Pedro II dewasa dan menjalankan pemerintahan, terjadi banyak kemajuan khususnya di Rio de Janeiro.

Pada tahun 1859 muncul ide untuk membuat monumen relijius (dari seorang pastor prebister bernama Pedro Maria Boss yang didukung Putri Isabel I). Namun, ide tersebut baru dapat direalisasikan pada tahun 1921 dan dibuatlah Monumen Patung Yesus Penebus (Cristo Redentor). Monumen ini dan Pao de Azucar merupakan simbol kota Rio de Janeiro.

Pemandangan kota Rio de Janeiro. Dokumen Pribadi
Pemandangan kota Rio de Janeiro. Dokumen Pribadi
Setelah Brasil menjadi republik, pemerintah yang didukung kaum bourgeoisie melakukan perubahan besar: Brasil sedikit demi sedikit berubah menjadi negara kapitalis dan hal itu terlihat jelas pada pembangunan di Rio de Janeiro sebagai ibukota (dan Sao Paulo). Banyak bangunan dihancurkan dan dibangun gedung-gedung modern, kelihatannya seperti mencontoh struktur kota New York. Dekade 1920-1950 merupakan masa keemasan Brasil, terutama kota Rio de Janeiro yang berhasil meraih predikat Wonderful City.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun