Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Brasil, Rio de Janeiro, dan Beberapa Catatan tentang Negeri Samba

9 Juli 2019   22:29 Diperbarui: 10 Juli 2019   15:13 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Real Gabinete Portugues de Leitura, perpustakaan yang dibangun pada tahun 1837. Dokumen Pribadi

Baru saja usai pertandingan final sepak bola Copa America. Gol dari Everton, Gabriel Jesus, dan Richarlison membuat Brasil keluar sebagai pemenang Copa America 2019 setelah berhadapan dengan Peru dalam pertandingan final. Kemenangan ini sedikit banyak telah membangkitkan kembali kebanggaan masyarakat Brasil terhadap kekuatan kesebelasan mereka.

Bayangkan, kesebelasan Brasil yang begitu dibangga-banggakan dalam 30 tahun terakhir pertandingan Copa America hanya berhasil lima kali menjadi juara pertama dan satu kali menjadi juara kedua. Tak heran jika akhir-akhir ini sebagian orang Brasil "meragukan" kehebatan kesebelasan samba mereka. Paling tidak itu terlihat dari "antusias" orang-orang carioca (penduduk Rio de Jeneiro) atas pertandingan final Copa America 2019.

Namun, hari Minggu kemarin kesebelasan Brasil kembali menunjukkan potensi mereka kepada dunia; meskipun Leonel Messi sempat protes kepada Conmebol dengan tuduhan bahwa sejak awal panitia menunjukkan keberpihakan mereka untuk memenangkan Brasil.

Di luar itu, sebagian masyarakat dunia masih terus memuja "kesebelasan samba" ini. Bukan hanya karena Brasil merupakan salah satu kesebelasan yang tangguh, melainkan juga karena gaya permainan mereka di lapangan selalu memberikan pesona kepada penonton, mereka bak menari Samba.

Samba sebenarnya bukanlah sebuah tarian, tetapi merujuk pada sebuah genre musik. Samba berasal dari batuque tua (mungkin lebih mudah dimengerti jika kita gunakan istilah afrikanisme untuk "menerjemahkan" kata batuque) yang dibawa (dan dipraktikkan) orang-orang Afrika ke Brasil (mereka didatangkan ke Brasil untuk menjadi budak dan dipekerjakan terutama di perkebunan tebu dan kopi).

Batuque adalah sebuah ritual yang berfungsi sebagai media komunikasi dengan sang dewa. Dalam ritual ini dilakukan gerakan tubuh (seperti tarian) dengan musik (terutama musik persekusi). Ritme batuque sedikit demi sedikit masuk ke dalam formasi musik lain di Brasil. Meskipun memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kebudayaan Afrika, dapat dipastikan bahwa samba 100 persen asli Brasil.

Menurut catatan sejarah, awalnya musik (dan tarian) samba muncul di Reconcavo da Bahia, sebuah wilayah di timur Brasil, yang kemudian masuk ke Rio de Janeiro pada abad ke-20. Setelah dihapuskannya perbudakan di Brasil pada tahun 1888 (yang dikenal dengan Undang-Undang Aurea melalui dekrit yang dikeluarkan oleh Isabel I de Braganca, putri Raja Pedro II do Brasil), para bekas budak pergi merantau ke ibukota Brasil untuk mencari pekerjaan.

Mereka (tentu saja) membawa samba, sebagai bagian dari "budaya baru" mereka. Dan, ternyata samba terterima dengan mudah di antara orang-orang carioca.

Fete de Ste. Rosalie, patrones des negres karya Johann Moritz Rugendas (1835). Arsip Pribadi
Fete de Ste. Rosalie, patrones des negres karya Johann Moritz Rugendas (1835). Arsip Pribadi

Jika samba dengan begitu mudah diterima, tidak demikian dengan para bekas budak yang sebagian besar berasal dari Afrika. Meskipun pada akhirnya mayoritas struktur penduduk Brasil adalah imigran (yang berasal dari Italia, Spanyol, Suria, Jepang, dan lain sebagainya), artinya bukan orang-orang Portugis sebagai kaum penguasa, dan perbudakan telah dihapuskan, orang-orang yang berasal dari Afrika dan keturunannya (baca: berkulit hitam) tidak begitu diterima dengan baik oleh masyarakat lainnya. 

Padahal, berkat para budak asal Afrika itulah Brasil berhasil menjadi penghasil gula dan kemudian kopi terpenting pada masa kolonisasi Portugis. Abad ke-16 dan 17 adalah masa kejayaan produksi gula. Setelah itu, Brasil sukses menjadi penghasil kopi penting di dunia; bahkan, selama awal abad ke-20 Brasil berhasil menguasai dua per tiga pangsa pasar kopi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun