Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hacienda dan Eksploitasi Kekayaan Alam di Spanyol Baru

14 Mei 2019   11:18 Diperbarui: 14 Mei 2019   21:57 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Hernan Cortes berhasil menjatuhkan Imperium Aztek (dan membunuh para pemimpin suku lainnya), praktis bangsa Spanyol menguasai sebagian besar wilayah yang kita kenal sekarang dengan nama Meksiko dan menjadi penguasa tunggal. 

Hal pertama yang dilakukan Hernan Cortes adalah mendeteksi kekayaan alam yang dimiliki wilayah tersebut. Sementara itu, ia menulis surat kepada Raja Carlos V dan meminta dikirimkan pastor untuk mengevangelisasi penduduk asli dan melaporkan bahwa telah ada pembagian wilayah untuk mengadministrasikan kegiatan ekonomi secara baik agar dapat dipastikan (dan ditingkatkan) upeti untuk kerajaan. 

Selain itu, ia juga meminta ijin melakukan perbudakan (memperbudak penduduk asli), karena toh perbudakan sudah ada dalam masyarakat Aztek, dan membagi-baginya di antara orang-orang Spanyol yang ada di sana.

Dari sini dapat kita lihat tiga kegiatan utama dalam  kolonisasi spanyol, yaitu: eksploitasi sumber daya alam (kegiatan ekonomi), kegiatan agama dan perbudakan. Ini mengakibatkan terbentuknya masyarakat baru yang terbagi dalam dua kelas, yaitu penguasa (orang-orang Spanyol) dan rakyat (penduduk asli). 

Penguasa memiliki hak untuk menerima upeti dan jasa dari rakyat dan penguasa adalah tangan raja yang memiliki kekuasaan penuh. Sementara itu, rakyat menerima proteksi, pendidikan, dan agama dari penguasa dan harus tunduk kepada penguasa.

Eksploitasi kekayaan yang dilakukan bangsa Spanyol di wilayah jajahan mereka sebenarnya tidak jauh berbeda apa yang dilakukan bangsa Belanda di Indonesia, misalnya. Yang berbeda adalah model pengelolaannya. 

Kalau pemerintah Belanda menyerahkan pengorganisasian kegiatan ekonomi di wilayah jajahan mereka kepada VOC (sebagai sebuah perusahaan), pemerintah Spanyol menyerahkannya kepada perorangan, yang dikenal dengan nama hacienda. Selama masa kolonisasi di wilayah Spanyol Baru, hacienda memiliki peran yang sangat penting.

Istilah hacienda sebenarnya dibawa dari Spanyol (yang berasal dari wilayah Andalucia), yang merujuk pada kepemilikan tanah yang sangat besar dan ekploitasi hasil dari tanah tersebut. 

Ketika dibawa ke wilayah Spanyol Baru, istilah hacienda dihubungkan dengan kegiatan eksploitasi daerah rural secara besar-besaran, perampasan kekayaan, kekayaan penguasa yang berlimpah, perbudakan, dan sekaligus swasembada pangan. 

Halperin Donghi mengatakannya sebagai sebuah organisasi yang berorientasi pada permintaan eksternal, tetapi mereka sama sekali bukan kapitalis. Kata hacienda juga merujuk pada pemiliknya. 

Mereka merupakan pemegang kontrol absolut atas kekayaan yang dikeluarkan dari tanah jajahan, jauh lebih kompleks daripada tuan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun